KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pertumbuhan investasi dinilai menjadi salah satu cara mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, investasi pada periode ini direncanakan mencapai Rp 13.033 triliun. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan menurunkan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) menjadi 4,4 pada 2029. Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Andreas Eddy Susetyo mengungkapkan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% investasi menjadi salah satu kunci. Investasi bisa meningkat bila pemerintah bisa menurunkan ICOR yang saat ini cukup tinggi yakni 6,33 pada 2023.
“Menurunkan ICOR adalah suatu transformasi struktural yang luar biasa dan menjadi tantangan utama,” tutur Andreas saat melakukan rapat kerja bersama Kementerian PPN/Bappenas, Kamis (13/3). Baca Juga: Potong Pemburu Rente, Anggota DPR Dorong Penyaluran Pupuk Subsidi Langsung ke Desa Ia mengungkapkan, menurunkan ICOR menjadi tantangan tersendiri sebab di pemerintahan sebelumnya target capaian menurunkan ICOR belum berhasil. Adapun pemerintahan sebelumnya berupaya menurunkan ICOR melalui Undang-Undang Cipta Kerja. Akan tetapi, upaya tersebut belum terimplementasi dengan baik. “Problem utama adalah eksekusinya. Siapa yang memonitor ini? Apakah Bappenas? misalnya melalui membentuk program management office (PMO),” ungkapnya. Untuk itu, Andreas menyebut, perlu ada pengawasan khusus agar target ICOR 4,4 pada 2029 pada pemerintahan saat ini bisa tercapai. Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi XI DPR RI dari fraksi Partai Golkar Galih Dimuntur Kartasasmita juga, menyoroti ICOR Indonesia yang lebih tinggi dari negara sebaya seperti Vietnam dan Filipina. Baca Juga: Kemenkeu Beri Penjelasan soal Nasib Aset Rumah Dinas Anggota DPR RI Ia juga meminta agar pemerintah memaparkan strategi khusus untuk mencapai ICOR 4,4 seperti yang sudah ditargetkan dalam RPJMN 2025-2029. Meski demikian, Ia berharap perizinan investasi di dalam negeri bisa lebih dipermudah, dipercepat, serta efektif. “Maka dengan efektivitas ini, maka ICOR bisa membaik,” kata Galih.