KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holding Ultra Mikro sudah resmi berjalan satu tahun. Namun, tujuan pembentukan holding yang menggabungkan Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM) ke PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) untuk menurunkan biaya kredit ultra mikro belum terwujud. Hal itu disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI Nusron Wahid dalam rapat dengan Himbara pada selasa (13/9). Ia mempertanyakan penjelasan dari bos BRI apa yang menjadi penyebab cita-cita awal pendirian Holding Ultra Mikro belum tercapai. Ia menyebut saat ini bunga kredit yang harus dibayarkan nasabah Pegadaian dan PNM masih mahal yakni di kisaran 24%-25%. Nusron mencontohkan, nasabah ultra mikro yang meminjam Rp 2juta harus melakukan cicilan Rp 50.000 setiap minggu dalam waktu 50 minggu. Sehingga total yang harus dibayarkan mencapai Rp 2,5 juta atau ekuivalen dengan bunga 25% per tahun.
Anggota DPR Ini Pertanyakan Kenapa Bunga Kredit Ultra Mikro yang Masih Tetap Mahal
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holding Ultra Mikro sudah resmi berjalan satu tahun. Namun, tujuan pembentukan holding yang menggabungkan Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM) ke PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) untuk menurunkan biaya kredit ultra mikro belum terwujud. Hal itu disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI Nusron Wahid dalam rapat dengan Himbara pada selasa (13/9). Ia mempertanyakan penjelasan dari bos BRI apa yang menjadi penyebab cita-cita awal pendirian Holding Ultra Mikro belum tercapai. Ia menyebut saat ini bunga kredit yang harus dibayarkan nasabah Pegadaian dan PNM masih mahal yakni di kisaran 24%-25%. Nusron mencontohkan, nasabah ultra mikro yang meminjam Rp 2juta harus melakukan cicilan Rp 50.000 setiap minggu dalam waktu 50 minggu. Sehingga total yang harus dibayarkan mencapai Rp 2,5 juta atau ekuivalen dengan bunga 25% per tahun.