KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemberlakuan kebijakan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa-Bali sejak 11 Januari 2021 lalu dan diperpanjang hingga 8 Februari 2021 mendatang ternyata masih belum mampu menekan jumlah kasus corona (Covid-19). Kasus harian Covid-19 masih bertambah lebih dari 10.000 kasus per hari, bahkan sejak 26 Januari lalu, jumlah kasus positif di Indonesia tembus di atas 1 juta kasus. Tak ayal perlu ada kebijakan ekstrem untuk menanganinya, seperti pemberlakuan penguncian (lockdown). Namun, usulan ini ditentang banyak pihak, terutama dari para pelaku usaha. Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay menawarkan kebijakan alternatif yang bisa dicoba pemerintah, yakni Lockdown Akhir Pekan (LAP).
“Saya melihat bahwa kebijakan pemerintah untuk membatasi kegiatan masyarakat melalui PSBB dan PPKM belum berhasil maksimal. Terbukti, orang yang terpapar covid-19 setiap hari semakin banyak. Bahkan, jumlahnya sudah lebih dari 1 juta orang,” ujar dia dalam keterangannya, Sabtu (30/1). Berkenaan dengan itu, Saleh mengatakan, sebaiknya pemerintah mencari alternatif kebijakan lain. Salah satu di antaranya adalah menerapkan kebijakan lockdown akhir pekan. Dia yakin lockdown akhir pecan dapat menurunkan dan menekan laju penyebaran virus Corona. "Lockdown akhir pekan itu dimaksudkan untuk mengurangi pergerakan masyarakat di ruang publik. Masyarakat yang tinggal di zona merah dan orange tidak boleh keluar rumah di akhir pekan. Mulai dari hari Jumat malam, sekitar pukul 20.00, sampai dengan Senin pagi pukul 05.00. Artinya, masyarakat tidak keluar selama 2 hari 3 malam,” ujar dia. Menurutnya, kadang-kadang, masyarakat paling banyak keluar di akhir pekan. Selain di mal-mal, ada juga yang menyempatkan diri untuk wisata. “ini yang sering kali menciptakan kerumunan. Nah, dengan lockdown akhir pekan, hal tersebut dapat dihindarkan,” ujar dia. Saleh bilang lokcdown akhir pekan dinilai tidak terlalu mengganggu kegiatan perekonomian. Sebab, hari Senin sampai Jumat, kegiatan ekonomi tetap berlangsung seperti biasa.