KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Empat bank pelat merah yang merupakan anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) akan mengakuisisi PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), pengelola LinkAja menggunakan melalui perusahaan entitas anak yang merupakan perusahaan modal ventura. Strategi ini dilakukan lantaran Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) 36/POJK.03/2017 tentang Prinsip Kehati-hatian dalam Kegiatan Penyertaan Modal menyatakan perbankan dilarang melakukan penyertaan modal selain kepada lembaga jasa keuangan (LJK). Sementara itu, baru PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI, anggota indeks
Kompas100), dan PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI, anggota indeks
Kompas100) melalui PT BRI Ventura Investama, dan PT Mandiri Capital Indonesia yang memiliki modal ventura untuk bisa mewujudkan rencana tersebut.
“Kami akan masuk Finarya melalui BRI Ventura. Untuk itu, tahun ini kami akan menyertakan modal ke sana nilainya kurang lebih Rp 1 triliun. namun, untuk penyertaan (ke Finarya) tidak sampai sebesar itu,” kata Direktur Utama BRI Suprajarto usai paparan kinerja kuartal I 2019 di Jakarta, Rabu (24/4). Strategi serupa juga akan dilakukan Bank Mandiri, sumber Kontan.co.id yang mengetahui proses ini namun enggan disebut indentitasnya mengonfirmasi hal tersebut. Namun, hingga saat ini Bank Mandiri jelas si sumber masih belum memberikan kepastian, lantaran masih menunggu persetujuan pemangku kebijakan lainnya. Saat ini kepemilikan saham Finarya sendiri masih dipegang oleh PT Telkomsel, namun kelak berbagai
stakeholder LinkAja juga akan melakukan penyertaan modal. Komposisinya: BRI, Mandiri, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (
BBNI, anggota indeks
Kompas100) akan mengempit masing-masing 20% saham. Kemudian PT Bank Tabungan Negara Tbk (
BBTN, anggota indeks
Kompas100), dan PT Pertamina masing masing 7%, serta PT Asuransi Jiwasraya 1%. Sisanya masih akan dikempit Telkomsel sebesar 25%. Sebelumnya kepada Kontan.co.id, Direktur Utama Mandiri Kartika Wirjoatmodjo bilang, para pemegang saham menyetor modal total Rp 1,5 triliun. Dengan asumsi tersebut maka BRI, Bank Mandiri, dan BNI akan menyetor masing-masing Rp 300 miliar. “Tidak sebesar itu, malah harapannya lebih rendah. porsi kepemilikan kami berkurang pun tidak masalah, makin banyak yang pegang saham makin bagus. harapannya BUMN lain yang punya potensi juga bisa bergabung,” lanjut Suprajarto. Di sisi lain untuk mengejar akuisiis Finarya, BNI dan BTN juga akan segera mengakuisisi perusahaan modal ventura. Secara terpisah Direktur Teknologi Informasi BNI Dadang Setiabudi bilang targetnya pada Juni 2019 perseroan telah rampung mengakuisi perusahaan modal ventura. Untuk memuluskan aksi akuisisi tersebut, BNI juga sudah menyiapkan modal sebesar Rp 250 miliar. Sedangkan hingga akhir tahun ini, perseroan menargetkan untuk bisa bekerjasama dengan lebih dari 1.000 perusahaan rintisan.
"Harapannya Juni kita sudah punya
venture capital. Kita akan dirikan sendiri. Itu alat untuk kita mengakuisisi
start up yang bisa dikerjasamakan," ujar Dadang usai paparan kinerja kuartal I 2019 di Jakarta, Rabu (24/4). BTN juga punya rencana serupa, bank yang punya bisnis inti menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) ini akan masuk sebagai saham Finarya melalui perusahaan modal ventura. Sayangnya, Direktur Utama BTN Maryono bilang, hal tersebut mungkin baru akan terlaksana pada tahun depan. “Bertahap, kami sudah membeli saham PT PT Permodalan Nasional Madani Investment Management (PNM IM). Selanjutnya ada modal ventura dalam rangka sinergi penggunaan IT kita. Karena kalau sudah ada modal ventura, kami akan lebih lincah bekerjasama untuk membangun ekosistem digital,” terang Maryono di Jakarta, Senin (22/4). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi