Anggota Komisi V Hitung Anggaran 3 Juta Rumah Bisa Tembus Lebih Rp 150 Triliun



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Anggota Komisi V DPR RI, Mori Hanafi menyoroti beratnya merealisasikan program 3 juta rumah besutan Presiden Prabowo Subianto. Bahkan, dirinya menghitung anggaran yang dibutuhkan bisa tembus lebih dari Rp 150 triliun untuk mewujudkannya.

“Kalau tadi ketua (Komisi V) menghitung satu hari 8 ribuan (rumah dibangun) sehari, saya membayangkan berapa uangnya sehari? Kalau 3 juta ini mungkin sekitar Rp 150-an triliun,” ujarnya dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), di Jakarta, Senin (4/11).

Mori mengungkapkan, agar Kementerian PKP bisa menghitung kembali terkait besaran pembangunan rumah tersebut. Menurutnya, agar lebih realistis setidaknya bisa dikurangi supaya tidak sebanyak 3 juta rumah.


“Saya ingin menyampaikan di forum ini, coba deh pak dihitung lagi mudah2an kita menemukan angka yang lebih wajar, lebih rasional. 3 juta ini saya ingin sampaikan ini berat di mana uangnya, di mana lahannya dan sebagainya,” ungkapnya.

Baca Juga: Begini Capaian Pembangunan Perumahan Hingga Oktober 2024

Terkait pengadaan lahan untuk pembangunan rumah tersebut, lanjut Mori, ini juga menjadi dilema. Di satu sisi, Presiden Prabowo ingin swasembada pangan dalam waktu empat tahun lewat food estate dan di sisi lain ingin membangun 3 juta rumah.

Anggota DPR dari Parta Nasdem dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) itu membeberkan, di daerahnya lahan yang digunakan untuk pembangunan perumahan tersebut menggunakan lahan pertanian produktif.

“Kalau di tempat kami hampir 100% yang diambil itu lahan-lahan produktif pertanian, jadi lahan yang airnya baik, irigasinya baik itu lah lahan yang digunakan untuk perumahan,” terangnya.

Mori pun menghargai keinginan Menteri PKP Maruarar Sirait untuk menggunakan tanah sitaan, namun menurutnya lahan itu juga terbatas.

“Pak Ara mau pakai lahan sitaan tapi itu juga terbatas. Di tempat kami hutan-hutan lindung sudah dipakai sama petani karena lahan di kota itu sudah dibangun perumahan, mereka terdorong masuk ke dalam hutan,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari