JAKARTA. Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dedi Gumilar menduga ada intervensi terhadap audit investigasi Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) atas kasus dugaan korupsi proyek pembangunan pusat pendidikan dan pelatihan sekolah olahraga nasional di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Menurut Dedi, terdapat perbedaan hasil audit yang diterima oleh Komisi X DPR antara laporan pertama dan laporan yang selanjutnya. Dikatakan Dedi, laporan pertama BPK menyebutkan, nama Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, sementara laporan audit selanjutnya nama Andi tak lagi tercantum dalam audit yang dilakukan lembaga negara itu. Dedi menilai, tidak masuk akal Andi Malarangeng sebagai orang nomor satu di Kementerian Pemuda dan Olahraga tidak berhubungan dengan proyek pusat olahraga tersebut. "Yang saya baca memang tidak ada (Andi Mallarangeng). Apabila yang saya baca hari ini sama dengan yang di-plenokan Rabu nanti, paling tidak ada intervensi secara struktur," ujar Dedy di Gedung DPR, Jakarta, Senin (22/10).
Anggota Komisi X mencurigai ada intervensi ke BPK
JAKARTA. Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dedi Gumilar menduga ada intervensi terhadap audit investigasi Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) atas kasus dugaan korupsi proyek pembangunan pusat pendidikan dan pelatihan sekolah olahraga nasional di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Menurut Dedi, terdapat perbedaan hasil audit yang diterima oleh Komisi X DPR antara laporan pertama dan laporan yang selanjutnya. Dikatakan Dedi, laporan pertama BPK menyebutkan, nama Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, sementara laporan audit selanjutnya nama Andi tak lagi tercantum dalam audit yang dilakukan lembaga negara itu. Dedi menilai, tidak masuk akal Andi Malarangeng sebagai orang nomor satu di Kementerian Pemuda dan Olahraga tidak berhubungan dengan proyek pusat olahraga tersebut. "Yang saya baca memang tidak ada (Andi Mallarangeng). Apabila yang saya baca hari ini sama dengan yang di-plenokan Rabu nanti, paling tidak ada intervensi secara struktur," ujar Dedy di Gedung DPR, Jakarta, Senin (22/10).