KONTAN.CO.ID - Sebuah kapal perang Belanda, yang merupakan anggota NATO, diganggu oleh dua jet tempur China pada Jumat (7/6/2024) lalu. Menurut Kementerian Pertahanan Belanda, saat itu, kapal perang yang memiliki nama HNLMS Tromp, tengah menerapkan sanksi maritim terhadap Korea Utara. Melansir
CNN yang mengutip pernyataan dari Uni Eropa, Tromp beroperasi di Laut China Timur untuk mendukung koalisi multinasional yang menegakkan sanksi PBB terhadap Korea Utara, yang dikenal sebagai Pacific Security Maritime Exchange (PSMX).
Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan berbagai resolusi sejak tahun 2006 yang menjatuhkan sanksi terhadap Korea Utara atas program senjata nuklirnya. Berdasarkan data dari Departemen Luar Negeri AS, negara-negara mitra PSMX antara lain Australia, Kanada, Prancis, Jerman, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan, Inggris dan Amerika Serikat. Mengutip
Business Insider, pesawat tempur China mengitari Tromp beberapa kali saat berada di perairan internasional. Kemenhan Belanda juga menambahkan bahwa helikopter patroli kapal perang tersebut juga "didekati" oleh pesawat China ketika sedang berpatroli di daerah tersebut. "Ini menciptakan situasi yang berpotensi tidak aman," demikian bunyi pernyataan itu. Belanda, salah satu anggota pendiri NATO, adalah negara terbaru yang mengklaim bahwa China mendekati atau mengintimidasi salah satu kapal perang atau pesawatnya di wilayah tersebut. Pada Juni 2023, China melakukan pencegatan berisiko terhadap pesawat mata-mata AS di Laut China Selatan.
Baca Juga: China: AS Provokasi Perlombaan Senjata di Laut China Selatan AS juga merilis catatan pada bulan Oktober 2023 yang melaporkan beberapa contoh perilaku penerbangan agresif yang dilakukan oleh pesawat China. Pada bulan April, sebuah kapal penjaga pantai China bertabrakan dengan kapal Filipina di dalam zona ekonomi eksklusif Filipina. Dan baru-baru ini pada bulan Mei, sebuah jet China melepaskan suar di dekat helikopter militer Australia di atas Laut Kuning. Asisten Menteri Pertahanan AS untuk Urusan Keamanan Indo-Pasifik, Ely Ratner, mengatakan pada tahun 2022 bahwa perilaku Tiongkok yang semakin agresif di sekitar Laut China Selatan pada akhirnya dapat menyebabkan “insiden atau kecelakaan besar.” Menurut kementerian Belanda, HNLMS Tromp telah berada di laut sejak bulan Maret, berlayar pertama ke Laut Merah dan kemudian ke Indo-Pasifik pada bulan Juni.
Pesawat tersebut singgah di Busan, Korea Selatan, pada tanggal 3 Juni sebagai bagian dari perjalanan tujuh bulannya, menurut siaran pers.
Baca Juga: Filipina-China Masih Tegang, Ini Insiden Terbaru di Laut China Selatan Kapal perang itu berpatroli di Laut China Timur untuk mendukung kelompok multinasional PBB yang mengawasi penerapan sanksi maritim terhadap Korea Utara. Kapal tersebut diperkirakan akan kembali ke kota Den Helder di Belanda pada pertengahan September, melalui Terusan Panama dan Laut Karibia, kata kementerian itu.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie