KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terealisasinya investasi-investasi China di Indonesia dinilai menjadi pemicu berkembangnya banyak kawasan industri di dalam negeri. Director Industrial & Logistics Services Colliers International Indonesia, Rivan Munansa mengatakan jika dibandingkan dengan dua tahun lalu, sudah banyak perusahaan China yang merealisasikan investasi mereka di Indonesia, langkah besarnya antara lain adalah dengan membangun pabrik di kawasan industri dalam negeri. "Kalau sekarang sudah banyak yang realisasi dari China, kalau 2 tahun yang lalu banyak testing ke market tapi gak realisasi. Sekarang sudah banyak realisasi," ungkap Rivan saat dihubungi Kontan, Senin (21/10). Ia mencontohkan misalnya investasi perusahaan kendaraan listrik China, Build Your Dreams (BYD) dengan membangun pabrik di kawasan Subang Smartpolitan milik PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dengan total lahan yang dibeli mencapai 108 hektare. Baca Juga: Sektor Data Center dan Kendaraan Listrik Diprediksi Mendominasi Kawasan Industri 2024 Rivan menambahkan, saat ini selain ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) investasi dari China juga berasal dari berbagai sektor. "Kalau yang ngomongin dari China gak terbatas dari EV atau industri penunjang lainnya seperti baterai tapi juga ada sektor lain juga, misalnya consumer goods cukup merata sih sebenarnya," tambahnya. Adapun mengenai wilayah kawasan industri yang menjadi primadona hingga tutup tahun dan menjelang 2025 mendatang, Rivan bilang kawasan Industri trend-nya akan lebih bergeser ke arah timur. Baca Juga: Bahlil Tegaskan Pasokan Gas Murah US$ 6/MMBTU KCC Glass Selama 10 Tahun Tetap Jalan "Yang kawasan paling develop itu Bekasi-Karawang, cuman dari sisi supply tanah itu kan mulai terbatas, dan makin hari juga makin mahal jadi berkembangnya ke koridor Timur," katanya. Ia mencontohkan kawasan industri di Subang sebagai alternatif baru pilihan para investor karena didukung oleh fasilitas yang memadai seperti pelabuhan. "Di Subang kan ada tol juga yang langsung nyambung ke Patiban. Jadi memang yang berkembang ke daerah timur, tapi kalau labor insentif for sure pasti nyarinya (kawasan Industri) di Jawa Tengah, karena UMR-nya lebih rendah," tutupnya.
Angin Segar Bagi Perkembangan Kawasan Industri di Indonesia, Ini Sebabnya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terealisasinya investasi-investasi China di Indonesia dinilai menjadi pemicu berkembangnya banyak kawasan industri di dalam negeri. Director Industrial & Logistics Services Colliers International Indonesia, Rivan Munansa mengatakan jika dibandingkan dengan dua tahun lalu, sudah banyak perusahaan China yang merealisasikan investasi mereka di Indonesia, langkah besarnya antara lain adalah dengan membangun pabrik di kawasan industri dalam negeri. "Kalau sekarang sudah banyak yang realisasi dari China, kalau 2 tahun yang lalu banyak testing ke market tapi gak realisasi. Sekarang sudah banyak realisasi," ungkap Rivan saat dihubungi Kontan, Senin (21/10). Ia mencontohkan misalnya investasi perusahaan kendaraan listrik China, Build Your Dreams (BYD) dengan membangun pabrik di kawasan Subang Smartpolitan milik PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dengan total lahan yang dibeli mencapai 108 hektare. Baca Juga: Sektor Data Center dan Kendaraan Listrik Diprediksi Mendominasi Kawasan Industri 2024 Rivan menambahkan, saat ini selain ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) investasi dari China juga berasal dari berbagai sektor. "Kalau yang ngomongin dari China gak terbatas dari EV atau industri penunjang lainnya seperti baterai tapi juga ada sektor lain juga, misalnya consumer goods cukup merata sih sebenarnya," tambahnya. Adapun mengenai wilayah kawasan industri yang menjadi primadona hingga tutup tahun dan menjelang 2025 mendatang, Rivan bilang kawasan Industri trend-nya akan lebih bergeser ke arah timur. Baca Juga: Bahlil Tegaskan Pasokan Gas Murah US$ 6/MMBTU KCC Glass Selama 10 Tahun Tetap Jalan "Yang kawasan paling develop itu Bekasi-Karawang, cuman dari sisi supply tanah itu kan mulai terbatas, dan makin hari juga makin mahal jadi berkembangnya ke koridor Timur," katanya. Ia mencontohkan kawasan industri di Subang sebagai alternatif baru pilihan para investor karena didukung oleh fasilitas yang memadai seperti pelabuhan. "Di Subang kan ada tol juga yang langsung nyambung ke Patiban. Jadi memang yang berkembang ke daerah timur, tapi kalau labor insentif for sure pasti nyarinya (kawasan Industri) di Jawa Tengah, karena UMR-nya lebih rendah," tutupnya.