KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Setelah mendapatkan angin segar selama Ramadan dan Lebaran, emiten perhotelan mendapatkan angin segar susulan berupa libur panjang. PT Ciputra Development Tbk (
CTRA) mencatat penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp 2,31 triliun di kuartal I-2024. Pendapatan CTRA naik 8,69% secara tahunan atau
year on year (YoY) dari sebelumnya sebesar Rp 2,13 triliun. Sedangkan, pendapatan PT Eastparc Hotel Tbk (
EAST) di kuartal I-2024 turun 7,75% secara YoY menjadi Rp 22,49 miliar.
Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta menjelaskan, emiten perhotelan bergantung pada tingkat okupansi hotel itu sendiri. Adanya okupansi hotel akan meningkatkan nilai
required income. Secara teknikal, dirinya menilai, sejauh ini di sektor hotel terdapat emiten yang tidak likuid dan sebagian
downtren. Dia menyebut, saham CTRA memiliki kinerja bagus dan meyakinkan bagi investor untuk akumulasi beli.
Baca Juga: Kembangkan Wisata Golf, Intra Golflink (GOLF) Milik Anak Tommy Soeharto Gelar IPO Menurut Nafan, CTRA memiliki
required income yang tidak hanya bersumber dari hotel, namun sektor properti lainnya seperti mall, perkantoran, ataupun ruko-ruko. Dengan portofolio yang banyak, menurut Nafan, Ciputra Development dapat saling menutupi dan bersinergi. Sektor perhotelan akan diuntungkan dengan potensi suku bunga oleh bank sentral pada tahun ini. Dengan demikian akan mendorong peningkatan permintaan kredit termasuk kredit Kredit Pemilikan Rumah (KPR) maupun Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Dari sisi negatif, apabila bank sentral tidak jadi menurunkan suku bunga, maka otomatis likuiditas pasar akan berkurang. Dengan demikian, hal ini akan mempengaruhi pergerakan harga saham. “Hal ini menjadi krusial karena mempengaruhi teknikal analisis,” kata Nafan kepada Kontan.co.id, Kamis (20/6).
Baca Juga: OJK: Ada 81 Calon Emiten di Pipeline IPO Selain itu, kompetisi menjadi sentimen di sektor perhotelan di antaranya seperti adanya
homestay dan motel. Tak hanya itu, sentimen pariwisata juga berpengaruh karena majunya sektor pariwisata turut mendongkrak sektor hotel. Ke depan, emiten perhotelan tengah bersiap menyambut musim libur panjang serta hari libur lainnya termasuk Natal dan tahun baru. Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda menyebut, kinerja emiten perhotelan bervariasi. Sentimen positif yang dapat mendorong kinerja emiten hotel antara lain meningkatnya jumlah wisatawan, penyelenggaraan event ataupun konser internasional, dan kebijakan pemerintah. Adapun sentimen penekannya seperti ketidakpastian ekonomi global yang saat ini belum stabil
dan segera berakhirnya libur panjang.
Baca Juga: Pacu Ekspansi Proyek, Pengembang Properti Bakal Rajin Tambah Lahan Dalam penjelasannya,
prospek kinerja dan saham emiten hotel akan bervariasi hingga akhir tahun ini. Dirinya menilai
saham EAST akan mengalami pertumbuhan positif
. Hal ini setelah
melihat kinerja perusahaan
setiap tahun yang
mencetak pertumbuhan
pendapatan dan laba bersih. Tetapi emiten perhotelan belum begitu menarik di mata para investor. Vicky
merekomendasikan untuk
buy on weakness pada saham
EAST dengan target harga Rp
125. Sedangkan, Nafan merekomendasikan untuk
accumulative buy pada saham
CTRA dengan target harga Rp
1.
175 per saham. Lalu, mengingat saham SHID yang tengah
bearish consolidation, dia merekomendasikan
hold dengan target harga Rp 800 per saham. Nafan merekomendasikan hindari saham EAST atau
hold. Sebab, saham Eastpacr berada dalam kondisi
downtrend dan diproyeksikan akan uji
support di level Rp 107. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati