Angka kredit perbankan China menekan nikel



JAKARTA. Angka pertumbuhan kredit China rupanya menyeret harga nikel serta komoditas lainnya. Akhirnya, nikel turun dari level tertinggi dalam dua minggu.

Mengutip Bloomberg, Rabu (17/2) pukul 14.55 WIB, harga Nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange tergerus 1,1% ke level US$ 8.250 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya.

People's Bank of China (POBC) menyebutkan, penyaluran kredit perbankan China naik 15,3% dari periode yang sama tahun 2015 menjadi 2,51 triliun yuan atau setara US$ 385,60 miliar. Pelaku pasar khawatir pertumbuhan kredit yang terlalu tinggi akan meningkatkan resiko di China.


Apalagi, angka kredit macet juga mengalami kenaikan. Negeri tirai bambu ini merupakan konsumen nikel terbesar di dunia. Standar & Poor's menyatakan, ekspansi utang China terhadap produk domestik bruto dapat menekan rating kredit negara tersebut.

Pernyataan Standar & Poor's dikeluarkan kurang dari satu minggu setelah biaya asuransi obligasi China terhadap default naik ke level tertinggi dalam empat tahun. Investor juga tidak yakin jika produsen sudah maksimal dalam melakukan pemangkasan produksi.

Wahyu Tri Wibowo, analis PT Central Capital Fuutures berpendapat pengaruh kenaikan angka kredit perbankan China terhadap harga komoditas tidak signifikan.

"Penurunan harga disebabkan oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi global," paparnya. Di samping itu, nilai tukar dollar AS juga sedang menguat sehingga menekan harga komoditas yang diperdagangkan dalam USD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto