Angka laporan keuangan berubah drastis, Bukopin akan klarifikasi ke BEI



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Bukopin Tbk dalam laporan konsolidasi untuk tahun buku 2016 yang yang dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) per Maret 2018 mengalami perbedaan dengan laporan keuangan sebelumnya.

Perbedaan mencolok terlihat dari laba operasional yang tercatat hanya sebesar Rp 476,57 miliar per akhir 2016. Padahal pada laporan keuangan sebelumnya, laba bank bersandi emiten saham BBKP ini sempat menjulang ke angka Rp 1,38 triliun. Selisih ini cukup tinggi mencapai 65,46% saat sebelum dan sesudah revisi.

Selain laba operasional, pembukuan pada total pendapatan bunga dan syariah juga direvisi menjadi Rp 9,38 triliun per akhir 2016. Sementara sebelumnya, angka ini mencapai Rp 9,4 triliun. Bukan hanya itu, total pendapatan operasional lainnya pada laporan keuangan revisi menjadi Rp 631,72 miliar. Berbeda dengan laporan keuangan sebelum direvisi yang mencapai Rp 1,37 triliun.


Alhasil, laba tahun berjalan Bukopin berubah drastis menjadi hanya Rp 176,49 miliar di laporan konsolidasi tahun 2016 perubahan. Angka ini berbanding terbalik dengan angka sebelum direvisi yang menembus Rp 1,09 triliun. Revisi lain yang mencolok terlihat pada sisi aset yang mengalami perubahan menjadi Rp 102,77 triliun. Selisihnya mencapai Rp 2,63 triliun dibanding laporan keuangan sebelumnya mencapai Rp 105,4 triliun.

Karena adanya kejanggalan ini, harga saham Bukopin pun merosot sebanyak 3,35% menjadi Rp 462 per saham, per Kamis (26/4). Sedangkan pada Jumat (27/4) pukul 16.07 WIB harga harga saham Bukopin kembali naik 1,3% menjadi Rp 468 per saham.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Bukopin Adhi Brahmantya mengatakan bahwa laporan keuangan perubahan tahun 2016 tersebut sudah pernah dijelaskan dan disampaikan oleh pihak manajemen kepada pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Menurutnya, hal tersebut disampaikan oleh pihak Bank Bukopin beberapa bulan sebelum neraca akhir tahun 2017 dipublikasi. "Beberapa bulan sebelum neraca publish akhir tahun 2017 sudah disampaikan ke regulator dan posisi kita per akhir Maret 2018 pun juga sudah publish dengan kondisi perform," kata dia kepada Kontan.co.id, Sabtu (28/4).

Lebih lanjut, Adhi mengungkapkan dalam waktu dekat Bukopin akan menjawab lebih detil ke pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) atas revisi laporan keuangan perseroan tersebut.

Bukan hanya itu, pada tahun tanggal 22 Mei 2018 mendatang rencananya bank bersandi emiten BBKP ini akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS). Agenda RUPS tersebut antara lain meminta persetujuan kinerja tahun buku 2017 serta meneruskan izin penerbitan saham baru atau rights issue pada bulan Juni 2018 mendatang.

"Besok kami menjawab lebih detail lagi (soal revisi laporan keuangan) ke BEI, fundamental operasional Bukopin juga masih bagus, per Januari sampai dengan Maret 2018 kinerja kami sudah on the track," tambah Adhi.

Sebelumnya, dalam berita yang dimuat Kontan.co.id, Jumat (27/4) lalu, pihak OJK mengatakan belum menerima laporan oleh pihak Bank Bukopin maupun Kantor Akuntan Publik (KAP). Berlaku sebagai KAP dalam hal ini yakni Ernst and Young Global Limited.

"Kami sedang meminta klarifikasi kepada bank (Bukopin) dan KAP terkait. Sejauh ini masih dalam tahap meminta klarifikasi," ujar Juru Bicara OJK, Sekar Putih Djarot kepada Kontan.co.id, Jumat (27/4).

Sebagai gambaran saja, kinerja Bukopin pada kuartal I 2018 terbilang melambat. Hal ini tercermin dari perolehan laba bersih (bank only) sebesar Rp 123,93 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2017 senilai Rp 281,54 miliar atau turun 55,98%. Secara konsolidasi, laba perseroan juga turun 56,4% menjadi Rp 126,71 miliar dari posisi periode tahun sebelumnya yang mencapai Rp 290,72 miliar.

Realisasi kredit dan pembiayaan Bukopin per tiga bulan pertama juga turun 0,62% secara yoy menjadi Rp 71,8 triliun. Sementara dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp 90,1 triliun per akhir Maret 2018, naik tipis 0,71% secara yoy. Dengan kinerja tersebut, aset perseroan per kuartal I 2018 tercatat sebesar Rp 107,7 triliun (konsolidasi) atau menurun 3,31% secara tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati