SYDNEY. Australia menutup tahun 2015 dengan senyuman. Di tengah ancaman penurunan sektor komoditas, pasar tenaga kerja malah membaik. Tingkat pengangguran Australia di bulan Desember 2015 tetap stabil di level 5,8%. Angka pengangguran itu melebihi ekspektasi. Semula, tingkat pengangguran diproyeksikan sebesar 5,9%. Per November 2015 lalu, angka pengangguran di Australia sebesar 5,8%, lebih baik ketimbang bulan sebelumnya, 5,9%. Masih di periode yang sama, pertumbuhan lapangan pekerjaan sebesar 71.400 pekerjaan. Pada bulan sebelumnya, jumlah pekerjaan hanya tumbuh 56.000 pekerjaan.
Meski data-data pekerjaan yang dikeluarkan Biro Statistik Australia menggembirakan, beberapa analis merahukan keakurasiannya. Tapas Strickland, ekonom National Australia Bank mengatakan, pengambilan sampel mempengaruhi akurasi angka-angka di bulan September dan Oktober 2015. "Sampel rotasi telah dibesar-besarkan yang mendasari pertumbuhan pekerjaan," ujar Strickland seperti dikutip
Sydney Morning Herald. Peringatan lain juga diberikan Andrew Ticehurst, Ahli Strategi Suku Bunga Nomura Holdings Inc. "Ada beberapa tanda-tanda positif di sini tapi kami harus berpikir tentang laju pertumbuhan yang akan dibuat di bawah transisi ini," ungkap Ticehurst seperti dikutip
Bloomberg. Berbeda, Bank Sentral Australia yakin pertumbuhan lapangan pekerjaan di Negara Kanguru tersebut menguat. Menurut catatan The Reserve Bank of Australia (RBA), angka pengangguran tetap dalam rentang 6% hingga 6,25% sejak pertengahan 2014. "Ini konsisten dengan survei yang menunjukkan bahwa iklim bisnis di atas rata-rata," tulis pernyataan resmi RBA. Kepala Ekonom Capital Economics Paul Dales mengatakan perbaikan di pasar tenaga kerja Australia merupakan kabar baik.
"Ini bisa menghilangkan tekanan pada harga saham dan dollar Australia," ujar Dales. Senada, ekonom ANZ Justin Fabo menilai rilis data tenaga kerja Australia tersebut sebagai hal yang bagus. "Rotasi sampel telah mendorong pertumbuhan pekerjaan dalam beberapa bulan terakhir dan mungkin lagi pada bulan Januari ini tren pasar tenaga kerja tetap akan positif," kata Fabo. Pemerintah Australia memang ingin mengganti arah haluan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Australia melambat setelah harga komoditas jatuh karena mitra dagang utama, China terus memangkas pembelian. Negara yang semula mengandalkan pendapatan dari komoditas seperti gas dan bijih besi ini ingin beralih ke sektor pariwisata, pendidikan dan konstruksi. Penurunan nilai mata uang dollar sebesar 15% dalam setahun terakhir membantu transisi ini.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie