Angkasa Pura Cargo kelola bisnis kargo AP II



JAKARTA. PT Angkasa Pura Cargo tahun ini menargetkan bisa meraup pendapatan sebesar Rp 150 miliar. Target ini berasal dari pengelolaan bisnis kargo yang sebelumnya diemban oleh PT Angkasa Pura (AP) II.

Mulai tahun ini, perusahaan pelat merah tersebut melimpahkan pengelolaan bisnis kargo bandara ke Angkasa Pura Cargo. Dari 13 bandara kelolaan Angkasa Pura II, anak usaha tersebut langsung bisa mengelola bisnis kargo di 10 bandara. "Semua sudah diserahkan ke kami dan tahun ini bakal fokus meningkatkan volume kargo yang masih kecil," ungkap Denny Fikiri, Direktur Utama Angkasa Pura Cargo, kepada KONTAN, Selasa (1/2)

Sayang, Denny tidak merinci pendapatan bisnis kargo Angkasa Pura II saat ini. Yang jelas, pihaknya tidak perlu menggelontorkan investasi besar untuk pengembangan bisnis kargo. Sebab, infrastruktur dan gudang kargo di 10 bandara tersebut sudah tersedia.


Misalnya di Bandara Kualanamu Medan. Angkasa Pura II sudah memiliki 16 unit gudang berkapasitas 200 meter persegi (m) setiap unit. Nah, tugas Angkasa Pura Cargo adalah mengoptimalkan volume gudang tersebut. Misalnya, mengundang komunitas perusahaan kargo agar masuk ke sana.

Langkah serupa juga bakal diterapkan di bandara-bandara lain. Sehingga praktis investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan ini tidak terlalu signifikan.

Kalaupun ada investasi yang terbilang signifikan pada tahun ini adalah rencana pengembangan kargo di Bandara Soekarno Hatta. Perusahaan ini akan menggarap kawasan pergudangan berlabel Cargo Village dan Pusat Logistik Berikat..

AP Cargo akan mengembangkan Cargo Village di atas lahan seluas 90 ha milik AP II. Nilai proyek ini Rp 2 triliun.

Pembangunan ini dilakukan untuk memenuhi permintaan kargo di bandara tersebut. Maklum, kargo di bandara Soekarno Hatta seluas 30 ha sejatinya berkapasitas 430.000 ton per tahun. Tapi saat ini sudah berkembang menjadi 700.000 ton per tahun.

Tahap pertama, proyek ini bakal dibangun di atas lahan seluas 45 hektare. AP Cargo bakal membuka tender operator gudang itu paling telat pekan kedua bulan ini. Sedangkan di proyek Pusat Logistik Berikat, perusahaan ini akan membangun gudang bagi komponen pesawat dan telekomunikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini