JAKARTA. PT Angkasa Pura (AP) II menyiapkan dua bandar udara (bandara) untuk melayani liberalisasi penerbangan di kawasan Asean (Asean Open Sky) yang mulai berlaku tahun depan.Direktur Operasi dan Teknik AP II Tulus Pranowo menyebut, dua bandara yang disiapkan adalah bandara internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dan bandara internasional Kuala Namu, Medan.Khusus untuk Kuala Namu, proses pembangunan bandara yang menggunakan dana APBN dan kas perusahaan terus dikerjakan sehingga bisa siap di gunakan pada pertengahan 2011. Meski demikian, AP II tetap menyerahkan sepenuhnya keputusan bandara mana yang akan digunakan pemerintah. "Itu prerogatif nya Departemen Perhubungan (Dephub). Kami hanya mempersiapkan," kata Tulus, Senin (14/12).Tulus menilai Dephub tentu memiliki pertimbangan sendiri bandara mana saja yang akan ditetapkan sebagai hub airport (bandara utama) dan spoke airport (bandara pendukung) kebijakan open sky tersebut. "Tentunya juga dengan pertimbangan potensi perkembangan daerah yang bersangkutan dimana bandara itu ada," tambahnya.AP II, menurutnya, sangat mendukung diterapkannya kebijakan open sky Asean. Karena dengan melayani penerbangan maskapai-maskapai dari negara anggota Asean, maka arus penumpang dan pesawat yang hilir mudik di bandara yang dikelolanya akan semakin banyak. "Dampak positif open sky, tentu semakin banyak yang terbang ke bandara akan lebih bagus. Jadi bisa menaikkan pendapatan," kata Tulus.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Angkasa Pura II Siapkan Dua Bandara Layani Liberalisasi Penerbangan Asean
JAKARTA. PT Angkasa Pura (AP) II menyiapkan dua bandar udara (bandara) untuk melayani liberalisasi penerbangan di kawasan Asean (Asean Open Sky) yang mulai berlaku tahun depan.Direktur Operasi dan Teknik AP II Tulus Pranowo menyebut, dua bandara yang disiapkan adalah bandara internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dan bandara internasional Kuala Namu, Medan.Khusus untuk Kuala Namu, proses pembangunan bandara yang menggunakan dana APBN dan kas perusahaan terus dikerjakan sehingga bisa siap di gunakan pada pertengahan 2011. Meski demikian, AP II tetap menyerahkan sepenuhnya keputusan bandara mana yang akan digunakan pemerintah. "Itu prerogatif nya Departemen Perhubungan (Dephub). Kami hanya mempersiapkan," kata Tulus, Senin (14/12).Tulus menilai Dephub tentu memiliki pertimbangan sendiri bandara mana saja yang akan ditetapkan sebagai hub airport (bandara utama) dan spoke airport (bandara pendukung) kebijakan open sky tersebut. "Tentunya juga dengan pertimbangan potensi perkembangan daerah yang bersangkutan dimana bandara itu ada," tambahnya.AP II, menurutnya, sangat mendukung diterapkannya kebijakan open sky Asean. Karena dengan melayani penerbangan maskapai-maskapai dari negara anggota Asean, maka arus penumpang dan pesawat yang hilir mudik di bandara yang dikelolanya akan semakin banyak. "Dampak positif open sky, tentu semakin banyak yang terbang ke bandara akan lebih bagus. Jadi bisa menaikkan pendapatan," kata Tulus.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News