Angkat budaya Indonesia lewat jam tangan L&K (2)



Tidak pernah terpikir oleh Lucius Leon Worang untuk menjadi pebisnis jam tangan dengan omzet ratusan juta per bulan. Namun, pertemuannya dengan Hocky Santha, yang kini merupakan rekan bisnisnya membangun brand jam tangan L&K,  membawa pria kelahiran Jakarta ini kepada dunia bisnis.

Awal mula bertemu Hocky pun secara tidak sengaja. Mereka bertemu di sebuah toko jam tangan di Jakarta. Merasa memiliki kecocokan dan kecintaan yang sama dengan jam tangan. membuat kedua pria ini memutuskan untuk menjalani bisnis aksesori penunjuk waktu tersebut.

Mereka mengumpulkan modal sekitar Rp 250 juta untuk memulai bisnis ini di 2009. Dana tersebut untuk membeli peralatan, bahan baku awal dan percobaan. Tidak mudah untuk bisa menciptakan jam tangan yang mereka inginkan. Butuh waktu satu tahun untuk melakukan eksperimen.


Kesulitan utamanya saat itu adalah menipiskan bahan baku kayu sebagai bahan baku. Ini membutuhkan tingkat kejelian yang tinggi. Sebab, mereka membutuhkan tingkat ketipisan hingga 0,7 milimeter (mm).

Leon memiliki satu orang perajin yang membantunya memproduksi sekitar empat tangan per bulan. Dia lebih banyak mengurus manajemen usaha, sementara Hocky lebih mengurus masalah desain. Lantaran semua pengerjaan menggunakan cara manual alias buatan tangan, sehingga mereka tidak bisa memenuhi permintaan dalam jumlah besar. “Sangat susah memadukan unsur kayu di jam tangan. Tapi karena saya suka sekali dengan bidang ini, sehingga membuat saya tetap menikmati menjalankan bisnis ini,” kata Leon.

L&K juga memiliki ciri khas dengan desain yang memiliki tema kesenian Indonesia seperti wayang dan lainnya. Meski jam tangan L&K terbilang mahal karena menjual keunikan dan kualitas, produk ini sempat diremehkan oleh konsumen lokal. Ini terlihat dari awalnya sedikit sekali konsumen yang berasal dari Indonesia. Sebagian besar konsumen adalah penggemar jam tangan dari luar negeri.

Namun, ini malah membuat produk L&K cukup terkenal di komunitas jam tangan dunia. Salah satu buktinya adalah brand jam tangan mereka berhasil masuk dalam artikel Baselworld. Ini adalah ajang tahunan bagi pecinta jam tangan di dunia. Disini dipamerkan berbagai produk jam tangan spesial dari seluruh dunia.

Padahal, Leon dan Hocky tidak melakukan promosi besar-besaran untuk memasarkan produknya di tahun-tahun pertama. Strateginya saat itu hanya cara pemasaran lama, yaitu word of mouth. "Saat itu, kami hanya menargetkan para komunitas pencinta jam tangan dan teman-temannya yang lain," kata Leon.        n(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini