Sebagai seorang pengusaha yang bergerak di bidang pariwisata, Agung Prana sangat peduli dengan lingkungan. Soalnya kalau lingkungan rusak, pariwisata juga pasti terkena dampaknya. Itulah sebabnya, sejak tahun 1989, Agung merintis upaya penyelamatan terumbu karang di Desa Pemuteran, Gerokgak, Buleleng, Bali. Menurut Agung, desanya pernah menjadi ”surga” para pencongkel terumbu karang untuk dijual. Para pelakunya, antara lain para nelayan yang semakin sulit mendapatkan ikan. Akibatnya, kondisi pantai di desanya itu mulai rusak. Ekosistem laut di Bali bagian barat itu mulai terganggu. Banyak terumbu karang rusak. Dampaknya, ikan-ikan semakin menghilang dan akibatnya kehidupan ratusan nelayan di daerah itu semakin sulit. "Kondisinya semakin parah saat penduduk menggunakan bahan kimia untuk mengambil terumbu karang," jelasnya.
Angkat potensi ekonomi warga lewat terumbu karang
Sebagai seorang pengusaha yang bergerak di bidang pariwisata, Agung Prana sangat peduli dengan lingkungan. Soalnya kalau lingkungan rusak, pariwisata juga pasti terkena dampaknya. Itulah sebabnya, sejak tahun 1989, Agung merintis upaya penyelamatan terumbu karang di Desa Pemuteran, Gerokgak, Buleleng, Bali. Menurut Agung, desanya pernah menjadi ”surga” para pencongkel terumbu karang untuk dijual. Para pelakunya, antara lain para nelayan yang semakin sulit mendapatkan ikan. Akibatnya, kondisi pantai di desanya itu mulai rusak. Ekosistem laut di Bali bagian barat itu mulai terganggu. Banyak terumbu karang rusak. Dampaknya, ikan-ikan semakin menghilang dan akibatnya kehidupan ratusan nelayan di daerah itu semakin sulit. "Kondisinya semakin parah saat penduduk menggunakan bahan kimia untuk mengambil terumbu karang," jelasnya.