Angkatan kerja naik didorong partisipasi perempuan



JAKARTA. Musim panen raya yang kembali jatuh di kuartal pertama tahun ini mendorong perbaikan keadaan tenaga kerja Indonesia bulan Februari 2017.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat partisipasi angkatan kerja 2017 naik 0,96% poin year on year (YoY) dan tingkat pengangguran terbuka turun 0,17% poin YoY. Tingkat partisipasi angkatan kerja merupakan rasio jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja. Sementara tingkat pengangguran terbuka adalah rasio jumlah penganggur terbuka terhadap jumlah angkatan kerja. Adapun jumlah angkatan kerja Februari 2017 naik 3,88 juta orang dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut didukung oleh kenaikan jumlah penduduk yang bekerja sebesar 3,89 juta orang dan penurunan jumlah pengangguran sekitar 10.000 orang. Catatan BPS, kenaikan tingkat partisipasi angkatan kerja didorong oleh kenaikan partisipasi perempuan sebesar 2,33% poin dan partisipasi laki-laki turun tipis 0,41% poin. Walaupun partisipasi perempuan masih lebih rendah dari laki-laki Deputi Bidang Statistik Sosial M Sairi Hasbullah mengatakan, peningkatan partisipasi perempuan tersebut seharusnya menunjukkan hal positif. Artinya, lebih banyak perempuan yang terlibat dalam dunia kerja. Meski Sairi mengatakan, kenyataannya peningkatan partisipasi perempuan tersebut karena peningkatan penyerapan pekerja keluarga di sektor pertanian. "Jadi, masa panen itu, istri, anak perempuan ikut membantu panen. Jadi bukan karena peningkatan di sektor produktif lainnya," kata Sairi, Jumat (5/5). Sementara pekerja keluarga merupakan pekerja yang hanya membantu keluarganya dan bekerja tanpa upah. Jadi semakin tinggi pekerja keluarga itu tidak bagus untuk perekonomian kita," tambah dia. Sementara penurunan tingkat pengangguran terbuka, didorong oleh penurunan tingkat pengangguran terbuka di perdesaan sebesar 0,35% poin, lebih besar dibandingkan penurunan tingkat pengangguran terbuka di perkotaan sebesar 0,03% poin. Walaupun tingkat pengangguran perkotaan masih lebih tinggi dibanding perdesaan. Sairi melanjutkan, lebih besarnya penurunan tingkat pengangguran di perdesaan tersebut juga dipengaruhi oleh daya serap tenaga kerja di sektor pertanian. Tahun ini, musim panen jatuh di kuartal pertama. Sementara tahun lalu molor ke kuartal kedua. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, jumlah penduduk bekerja di sektor pertanian pada Februari 2017 memang mengalami kenaikan menjadi 31,86% dibanding Februari tahun lalu yang sebesar 31,74%. Namun, jumlah penduduk bekerja di sektor perdagangan, konstruksi, dan keuangan mengalami penurunan. Selain itu, jumlah penduduk bekerja keluarga atau tidak dibayar juga mengalami peningkatan cukup tinggi menjadi 14,58% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 13,38%. "Jadi di sini ada peningkatan status pekerja keluarga selama setahun belakangan," kata dia. Sementara jumlah pekerja buruh, pegawai, atau karyawan juga turun. Sedangkan pekerja yang berusaha sendiri mengalami peningkatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan