Angkatan Udara AS berencana membuat pesawat kepresidenan dengan kecepatan supersonik



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON D.C. Langkah ambisius kembali ditunjukkan oleh Angkatan Udara AS. Dilaporkan oleh Military.com, mereka telah mengambil langkah awal untuk membuat pesawat kepresidenan dengan kecepatan supersonik.

Pembuatan pesawat ini tentunya bertujuan untuk memudahkan mobilisasi presiden dengan lebih cepat ke berbagai penjuru dunia. Diprediksi bahwa waktu tempuhnya bisa 50% lebih cepat.

Bulan lalu, Direktorat Angkutan Udara Kepresidenan dan Eksekutif memberikan dukungan dana sebesar $1 juta kepada Exosonic, sebuah perusahaan dirgantara baru, untuk mengembangkan pesawat kepresidenan baru.


Exosonic mendapatkan kontrak selama 24 bulan untuk menyiapkan pesawat Air Force One jenis baru. Mereka diminta untuk merancang pesawat masa depan dengan kekuatan, berat, dimensi, sistem komunikasi, serta tata letak kabin yang sepenuhnya baru.

Baca Juga: Konflik makin panas, ini dia perbandingan kekuatan militer China dan India

"Sistem low-boom memungkinkan penumpang terbang dengan kecepatan supersonik tanpa menimbulkan dentuman yang mengganggu bagi mereka yang ada di darat," ungkap juru bicara Air Force Materiel Command, Daryl Mayer kepada Military.com.

Bukan cuma pesawat kepresidenan, Direktorat Angkutan Udara Kepresidenan dan Eksekutif juga akan mendukung upaya Exosonic untuk mengambangkan pesawat supersonik komersial sebagai transportasi eksekutif.

Upaya ini demi memberikan kenyamanan bagi para pejabat negara maupun tamu penting negara yang melakukan kunjungan ke AS.

Selain Exosonic, sebelumnya pemerintah AS juga sudah memberikan dukungan dana kepada perusahaan Hermeus Corp. untuk tujuan yang sama.

Bahkan awal tahun ini Hermeus Corp. telah berhasil melakukan uji coba pada pesawat komersial Mach 5 yang mampu terbang lebih dari lima kali kecepatan suara.

Pembuatan pesawat kepresidenan AS dengan kecepatan supersonik ini bisa menjadi babak baru dalam industri aviasi di AS, bahkan dunia.

Baca Juga: AS sebut armada militer China unggul dalam segi jumlah, berikut penjelasannya