Angkatan Udara AS manfaatkan rekayasa digital untuk perkuat armada tempur



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON D.C. Demi menjawab tantangan zaman, Angkatan Udara AS akan mulai menggunakan sistem persenjataan baru berbasis digital. Nantinya, semua produk yang dihasilkan akan masuk ke dalam E-Series.

Setiap pesawat, senjata, atau satelit yang diproduksi dengan teknik digital akan mendapatkan kode "e" di depan namanya sebagai pembeda.

Angkatan Udara AS pada hari Senin (14/9) mengumumkan bahwa proses inovatif merupakan bagian dari pengembangan persenjataan masa depan, seperti dikutip dari Military.com.


"Untuk menginspirasi perusahaan agar merangkul semua kemungkinan dari rekayasa digital, hari ini Departemen Angkatan Udara mengumumkan penanda sistem senjata baru, seri 'e'," ungkap Sekretaris Angkatan Udara Barbara Barrett dalam konferensi Air, Space and Cyber 2020 secara virtual, Senin (14/9).

Baca Juga: Daftar 7 Pesawat tempur terbaik Jepang, satu di antaranya belum selesai dibuat

Konsep rekayasa digital yang sedang dikembangkan memungkinkan setiap proses pengembangan senjata menjadi lebih fleksibel.

Perubahan rancangan sebuah senjata atau suku cadang armada militer AS akan bisa dilakukan dengan lebih mudah dan tentunya memakan waktu yang lebih singkat.

Sistem rekayasa digital seperti ini sudah digunakan oleh Boeing dalam pengembangan pesawat T-7A Redhawk.

Dengan menggunakan sistem rekayasa digital, Boeing mengatakan bahwa waktu perakitan eT-7A bisa dipangkas hingga 80%. Sementara waktu pengembangan perangkat lunaknya berkurang hingga setengahnya.

Baca Juga: Mengintip MH-47G Block II, helikopter tempur terbaru AS seharga $25 juta per unit

Program Ground Based Strategic Deterrent (GBSD) yang akan menghasilkan rudal balistik jenis baru bagi AS juga akan menggunakan sistem pengembangan baru ini.

Nantinya Angkatan Udara AS akan memproduksi rudal balistik baru untuk menggantikan rudal antar-benua Minuteman III yang dianggap sudah renta.

Sistem persenjataan baru AS ini diharapkan bisa menciptakan produk militer dengan lebih efektif dan efisien. Pemanfaatannya secara maksimal juga memungkinkan para peneliti untuk menemukan sistem persenjataan baru dengan lebih cepat.

Bagi AS, sistem digital semacam ini memang sangat dibutuhkan mengingat ancaman konflik bersenjata dengan sejumlah negara yang terus mengintai.

Selanjutnya: Korea Selatan pastikan tak ada senjata nuklir dalam kerja sama militernya dengan AS