NAMA warung angkringan sudah tak asing lagi bagi wong Solo atau mereka yang pernah lama tinggal di Yogyakarta. Angkringan itu warung yang menjual nasi bungkus mungil-mungil dengan lauk ala kadarnya yang disebut sego kucing atau nasi kucing. Di kota asalnya, angkringan itu tempat hangout di malam hari. Di situlah berbagai kalangan bertemu, bercengkerama, dan bisa membicarakan apa saja di atas tikar atau bangku sederhana. Sekarang ini, angkringan sudah go national. Anda yang kangen dengan suasana akrab angkringan tak perlu terbang ke Solo atau Jogja. Angkringan sudah bertebaran di sudut-sudut Jakarta, seperti di Jalan Fatmawati atau di beberapa lokasi di Jalan Raya Keboyaran Lama. Belum puas, ada satu lagi angkringan di Ibukota yang sudah kosmopolitan. Namanya Wetiga, berlokasi di Jalan Langsat, Kramat Pela. Sama dengan angkringan di daerah asalnya, gerobak kayu masih menjadi ikon utama. Para pengunjung masih dijamu dengan menu-menu asli angkringan. Selain nasi sekepal berlauk sambal dan ikan asin seharga Rp 2.000 per bungkus, di Wetiga juga tersedia tempe bacem, sate kikil, sate telur puyuh, sate ati, sate ampela, dan tak ketinggalan sate usus. Atau ada juga udapan seperti tape goreng dan pisang goreng.Harga beragam menu ini berkisar antara Rp 500 hingga Rp 1.000. Sedangkan sebagai penghangat tubuh, tersedia wedang jahe, secang, juga teh panas. Yang membedakan dengan angkringan ndeso, di Wetiga tersedia selat solo, yakni rolade daging yang disajikan dengan wortel, tomat, kentang, daun selada, plus saus encer berwarna gelap nan manis. Harganya cuma Rp 5.000 per porsi. “Tujuannya simpel, membuat nongkrong yang murah buat para blogger,” ujar Iqbal, si empunya angkringan. Tempat para blogger Blogger? Ya, memang Iqbal sejak awal ingin membuat angkring-annya itu sebagai tempat yang berbau e-lifestyle. Nama Wetiga adalah akronim dari warung, wedangan, dan wifi. Tagline Wetiga “4 Sehat, 5 Sempurna, 6 Internet” makin menegaskan, angkringan ini menyajikan menu dunia maya. Wetiga memang tak lepas dari wifi. Lokasinya saja persis di depan kantor Dagdigdug, perusahaan penyedia layanan blog. Iqbal juga bekerja di Dagdigdug. Menu internet ini memang jitu menarik konsumen. Komunitas blogger yang kerap nongkong di Wetiga antara lain Red Zone, Vespa Indonesia Online, Bunderan Hotel Indonesia, Bike to Work, dan Cyber Sastra. Kalau Anda tertarik tapi takut kehabisan tempat duduk, silakan pesan tempat secara online. Soalnya, di hari biasa pengunjung Wetiga - yang buka mulai pukul 18.00 dan tutup pukul 02.00 dinihari ini - bisa mencapai 30-40 orang. Belum lagi bila ada kegiatan talkshow, sarasehan, workshop, akustikan, atau nonton film bareng. Bila sudah begini, pengunjung mencapai 70-100 orang. “Dengan konsep ini kami ingin menanamkan: berkegiatan tuh enggak perlu mahal, di kakilima pun bisa,” tutur Iqbal. ALAMAT ANGKRINGAN WETIGA Jalan Langsat 1/3a Kramat Pela Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telepon +62 815 7485 2877 http://www.wetiga.comCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Angkringan Sego Wifi
NAMA warung angkringan sudah tak asing lagi bagi wong Solo atau mereka yang pernah lama tinggal di Yogyakarta. Angkringan itu warung yang menjual nasi bungkus mungil-mungil dengan lauk ala kadarnya yang disebut sego kucing atau nasi kucing. Di kota asalnya, angkringan itu tempat hangout di malam hari. Di situlah berbagai kalangan bertemu, bercengkerama, dan bisa membicarakan apa saja di atas tikar atau bangku sederhana. Sekarang ini, angkringan sudah go national. Anda yang kangen dengan suasana akrab angkringan tak perlu terbang ke Solo atau Jogja. Angkringan sudah bertebaran di sudut-sudut Jakarta, seperti di Jalan Fatmawati atau di beberapa lokasi di Jalan Raya Keboyaran Lama. Belum puas, ada satu lagi angkringan di Ibukota yang sudah kosmopolitan. Namanya Wetiga, berlokasi di Jalan Langsat, Kramat Pela. Sama dengan angkringan di daerah asalnya, gerobak kayu masih menjadi ikon utama. Para pengunjung masih dijamu dengan menu-menu asli angkringan. Selain nasi sekepal berlauk sambal dan ikan asin seharga Rp 2.000 per bungkus, di Wetiga juga tersedia tempe bacem, sate kikil, sate telur puyuh, sate ati, sate ampela, dan tak ketinggalan sate usus. Atau ada juga udapan seperti tape goreng dan pisang goreng.Harga beragam menu ini berkisar antara Rp 500 hingga Rp 1.000. Sedangkan sebagai penghangat tubuh, tersedia wedang jahe, secang, juga teh panas. Yang membedakan dengan angkringan ndeso, di Wetiga tersedia selat solo, yakni rolade daging yang disajikan dengan wortel, tomat, kentang, daun selada, plus saus encer berwarna gelap nan manis. Harganya cuma Rp 5.000 per porsi. “Tujuannya simpel, membuat nongkrong yang murah buat para blogger,” ujar Iqbal, si empunya angkringan. Tempat para blogger Blogger? Ya, memang Iqbal sejak awal ingin membuat angkring-annya itu sebagai tempat yang berbau e-lifestyle. Nama Wetiga adalah akronim dari warung, wedangan, dan wifi. Tagline Wetiga “4 Sehat, 5 Sempurna, 6 Internet” makin menegaskan, angkringan ini menyajikan menu dunia maya. Wetiga memang tak lepas dari wifi. Lokasinya saja persis di depan kantor Dagdigdug, perusahaan penyedia layanan blog. Iqbal juga bekerja di Dagdigdug. Menu internet ini memang jitu menarik konsumen. Komunitas blogger yang kerap nongkong di Wetiga antara lain Red Zone, Vespa Indonesia Online, Bunderan Hotel Indonesia, Bike to Work, dan Cyber Sastra. Kalau Anda tertarik tapi takut kehabisan tempat duduk, silakan pesan tempat secara online. Soalnya, di hari biasa pengunjung Wetiga - yang buka mulai pukul 18.00 dan tutup pukul 02.00 dinihari ini - bisa mencapai 30-40 orang. Belum lagi bila ada kegiatan talkshow, sarasehan, workshop, akustikan, atau nonton film bareng. Bila sudah begini, pengunjung mencapai 70-100 orang. “Dengan konsep ini kami ingin menanamkan: berkegiatan tuh enggak perlu mahal, di kakilima pun bisa,” tutur Iqbal. ALAMAT ANGKRINGAN WETIGA Jalan Langsat 1/3a Kramat Pela Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telepon +62 815 7485 2877 http://www.wetiga.comCek Berita dan Artikel yang lain di Google News