Angkutan dapat converter kit gratis



JAKARTA. Angkutan umum bisa bersiap menggunakan bahan bakar gas (BBG). Program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke BBG bakal segera berjalan dengan berlakunya kebijakan subsidi converter kit dan distribusi BBG.

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 64/2012 yang mengatur kebijakan itu sudah diteken pada 14 Juni lalu. Seturut beleid itu, pemerintah akan memberikan bantuan alat konversi BBM ke BBG dan pemasangannya secara gratis pada angkutan umum. Tapi, pemasangan cuma-cuma ini berlaku sekali.

Proses pemasangan pun berjalan bertahap. Di tahap awal, penyediaan dan pemasangan konverter kit dilakukan perusahaan yang ditunjuk Kementerian Perindustrian (Kemperin).


Kemperin akan menunjuk perusahaan yang memenuhi syarat, di antaranya mempunyai kompetensi teknologi dan SDM, pengalaman manufaktur produk setara komponen otomotif presisi, serta manajemen produksi. Syarat lain yaitu mempunyai kerja sama teknik dengan pemilik teknologi converter kit yang sudah memenuhi standar internasional dan nasional. Lalu memiliki komitmen untuk secara bertahap memproduksi di dalam negeri.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, pihaknya menyiapkan dana Rp 600 miliar untuk impor converter kit tahun ini. Namun mereka baru mengimpor setelah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) selesai melakukan impor tahap awal. “Converter kit saat ini sudah mulai diimpor dengan alokasi dana ESDM Rp 250 miliar," kata Hidayat pekan lalu. Dia bilang, Kementerian ESDM sudah siap membagikan converter kit gratis ke angkutan umum pada tahap pertama.

Untuk tahap awal, converter kit akan diimpor dari Italia, sebanyak 10% dari total kebutuhan tahunan yang mencapai 250.000 unit. Italia dipilih karena merupakan produsen converter kit terbesar di dunia. Italia juga telah mengekspor peralatan tersebut ke 60 negara di dunia.

Ke depan, ada kemungkinan perusahaan Italia mendirikan pabrik di Indonesia dengan menggandeng perusahaan Indonesia. Mereka bisa memproduksi sendiri beberapa komponen di sini. "Bisa juga beberapa komponen impor tapi assembling di Indonesia," tutur Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemperin Budi Darmadi.

Maka itu, pemerintah menunjuk PT Wijaya Karya, PT Pindad, dan PT Dirgantara Indonesia (DI) untuk menjajaki peluang tersebut. Sejauh ini, sudah ada tiga perusahaan produsen converter kit dari Italia yang tertarik pada kerja sama ini, yaitu Faber SpA, Landirenzo SpA, dan BRC.

Budi bilang, Wika dan Pindad sudah di tahap penjajakan kemampuan produksi. Tapi PT DI masih dalam tahap uji trial and error pembuatan komponen. Namun rencana initidak mendapat tanggapan positif Organisasi Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) karena belum beresnya infrastruktur pengisian BBG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: