KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membandingkan dampak banjir Jakarta pada tahun 2015 dengan yang terjadi pada 2019. Anies menyebut, pada 2015 ada sekitar 230.000 orang yang mengungsi akibat banjir. Sementara pada 2019, jumlah pengungsi tak sebanyak dulu, yaitu 1.600 warga yang mengungsi. "Coba bayangkan tahun 2015 ada 230.000 orang mengungsi, kemarin 1.600 orang, kenapa terjadi? Karena volume air dari hulu tidak dikendalikan. Jadi kalau dibandingkan (2019), sangat kecil dibandingkan dengan 2015," ucap Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (29/4). Anies mengatakan, volume air di hulu sungai perlu dikendalikan dengan dibangunnya waduk-waduk. "Begitu hujan ya langsung mengalir kalau itu dibuatkan waduk-waduk maka volume air yang turun akan terkendali. Itulah jangka pendek yang harus segera dituntaskan," lanjutnya.
Anies bandingkan banjir tahun 2015 dengan tahun 2019, apa bedanya?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membandingkan dampak banjir Jakarta pada tahun 2015 dengan yang terjadi pada 2019. Anies menyebut, pada 2015 ada sekitar 230.000 orang yang mengungsi akibat banjir. Sementara pada 2019, jumlah pengungsi tak sebanyak dulu, yaitu 1.600 warga yang mengungsi. "Coba bayangkan tahun 2015 ada 230.000 orang mengungsi, kemarin 1.600 orang, kenapa terjadi? Karena volume air dari hulu tidak dikendalikan. Jadi kalau dibandingkan (2019), sangat kecil dibandingkan dengan 2015," ucap Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (29/4). Anies mengatakan, volume air di hulu sungai perlu dikendalikan dengan dibangunnya waduk-waduk. "Begitu hujan ya langsung mengalir kalau itu dibuatkan waduk-waduk maka volume air yang turun akan terkendali. Itulah jangka pendek yang harus segera dituntaskan," lanjutnya.