Anies Baswedan Ganti Dirut PAM Jaya, Anggota DPR Fraksi Gerindra Buka Suara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Gerindra Kamrussamad mempertanyakan keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan tentang pengangkatan Direktur Utama yagn baru PAM Jaya, Arief Nasruddin. Pasalnya, apakah dia kompeten untuk mengatasi permasalahan air di Jakarta.

"Dari kunjungan saya di sejumlah area di daerah pemilihan di Cengkareng, Kelapa Gading, misalnya, banyak warga yang mengeluh kualitas Air PAM yang keruh dan bahkan beraroma comberan. Ironisnya kondisi ini tidak pernah diselesaikan secara tuntas." ujar Kamrussamad dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (19/7).

Oleh karena itu, menurut Kamrussamad, pencopotan dan pengangkatan Dirut baru PAM Jaya perlu dipertanyakan. Apakah pengangkatannya benar-benar karena memenuhi kompetensi dan kapabilitas dalam dunia air bersih, atau karena titipan oligarki?


Baca Juga: Bank DKI Beri Bantuan CSR 200 Gerobak dan 1.000 Jerigen kepada Warga Semanan

"Jakarta katanya kota global, kota metropolitan tapi standar kualitas airnya membahayakan. Seharusnya, sebagai kota global, Jakarta harus memenuhi hak air warganya dengan standar yang sudah ditetapkan The United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO)." ungkapnya.

Kamrussamad menambahkan, jika memakai standar UNESCO, bahwa air bersih ditetapkan sebagai hak dasar manusia minimal sebanyak 60 liter/kapita/hari. Sedangkan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, menetapkan standar kebutuhan air bersih berdasarkan lokasi wilayah.

"DKI Jakarta yang diklassifikasi sebagai kota metropolitan standar kebutuhan air bersih adalah 150 liter/kapita/hari." sambungnya. Kamrussamad menambahkan, PAM Jaya sebagai BUMD, harus menyelesaikan permasalahan mendasar ini.

Baca Juga: Seluruh Warga DKI Jakarta Ditargetkan Paling Lambat 2030 Mendapatkan Akses Air Bersih

"Kalau pejabat PAM Jaya diangkat bukan karena kompetensi, permasalahan air bersih di Jakarta tidak akan tuntas." pungkasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli