Anies: Belum pernah dalam sejarah Pemprov DKI alami penurunan lebih Rp 40 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. JAKARTA. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai merasakan dampak ekonomi dari pandemi corona atau Covid-19. Akibat dari seluruh bidang perekonomian yang mandeg di ibukota, membuat pundi-pundi pendapatan Pemprov DKI Jakarta pun tergerus amat dalam.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, dampak ekonomi dari corona sudah dirasakan di ibukota. "Dari semula krisis kesehatan, kini sudah menjadi krisis ekonomi," katanya dalam paparan resmi via digital dari Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Provinsi DKI Jakarta, Jumat (29/5)

Baca Juga: Anies: PSBB DKI Jakarta hingga 4 Juni jadi penentuan


Kegiatan yang berhenti di ibukota pun beragam. Mulai dari kegiatan sosial, budaya, keagamanan termasuk perekonomian. "Situasi ini membuat pendapatan pajak turun dari Rp 50,17 triliun menjadi Rp 22,5 triliun. Tinggal 45%. Kemudian, anggaran kita turun, dari Rp 87,9 triliun menjadi Rp 47,2 triliun, tinggal 53%," paparnya.

"Belum pernah dalam sejarah Pemprov DKI Jakarta, kita mengalami penurunan pendapatan sebesar ini yakni lebih dari Rp 40 triliun," ucapnya lagi.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, Anies pun melakukan relokasi anggaran untuk penanggulangan Covid-19. Mulai dari anggaran langsung dan tidak langsung. Salah satunya anggaran belanjan pegawai bakal dipangkas Rp 4,3 triliun. Ini membuat tunjangan kinerja pegawai sebesar 25% dipangkas dan 25% lagi ditunda.

Tunganan tersebut Anies alihkan untuk bantuan sosial yang nilainya Rp 2 triliun bagi keluarga prasejahtera yang berjumlah 1,2 juta keluarga di Jakarta. "Jadi kami ingin menomorsatukan warga dan saya ingin pegawai DKI Jakarta tangguh menghadapi cobaan ini," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon