Anies ingin perluas jangkauan transportasi umum



JAKARTA. Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan, menjawab pertanyaan moderator pada debat publik kedua, Tina Talisa, Jumat (27/1) malam. Tina menanyakan bagaimana menanggulangi masalah kemacetan di Jakarta. 

"Dalam program kerja disebutkan penanggulangan masalah Jakarta yang menahun, di antaranya kemacetan. Data Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), kerugian ekonomi akibat kemacetan di Jakarta mencapai Rp 105 triliun per tahun.

Jumlah kendaraan terus tumbuh, tidak sejalan dengan penambahan ruas jalan. Di sisi lain, jika jalan terus dibangun, akan meningkatkan insentif untuk pertumbuhan kendaraan pribadi. Bagaimana menanganinya?" tanya Tina. 


Menjawab pertanyaan Tina, Anies langsung menyoroti akar masalah kemacetan di Jakarta adalah banyaknya warga yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi ketimbang moda transportasi massal. 

Menurut Anies, sistem transportasi yang akan dibangun seperti sistem pembuluh darah yang mengedarkan darah ke seluruh bagian tubuh. 

"Sistem transportasi yang ada di Jakarta belum bisa menjangkau ke semua titik. Di Jakarta ada 13 juta sepeda motor, empat juta mobil, dengan 10.200.000 penduduk. Dengan situasi seperti ini, kami akan membuat jalur MRT, LRT, dan BRT sebagai tulang punggung," tutur Anies. 

Moda transportasi tersebut, kata Anies, akan dihubungkan dengan jenis angkutan lain yang lebih sederhana, seperti Transjakarta, bus, minibus, hingga angkot. 

Anies ingin nantinya angkot dapat melayani warga yang berada di kompleks perumahan dan permukiman padat. Dari sana, warga dapat menyambung perjalanannya dengan jenis transportasi massal yang lain. 

Sistem itu akan diberlakukan Anies dengan satu harga, yakni Rp 5.000 sekali perjalanan untuk seluruh jenis transportasi; mulai dari MRT, LRT, dan BRT; kemudian Transjakarta; hingga angkot yang beroperasi di kampung-kampung. (Andri Donnal Putera)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia