Anies siap protes jika konvensi Demokrat tak fair



JAKARTA. Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan, yang menjadi peserta Konvensi Capres Demokrat, menilai, mekanisme konvensi belum sempurna. Namun, kondisi itu tak membuatnya menolak tawaran mengikuti rangkaian Konvensi hingga 2014 .

Anies mengatakan, saat ini semua masih dalam fase belajar lantaran baru pertama kali menggelar konvensi seperti ini. Sama halnya ketika perhelatan akbar organisasi yang baru terbentuk. Belum ada aturan yang jelas sehingga sulit untuk berharap semua beres sebelum proses dimulai.

"Sebuah perjuangan penuh tarik menarik. Jangan berharap seperti upacara, semua disiapkan kita tinggal datang terus upacara. Ini perjuangan, jalani, hadapi, bertarung. Di situ letak karakter pejuang," kata Anies dalam pidato di acara Syawalan Alumni HMI-MPO di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu ( 31/8).


Anies mengaku, optimistis mekanisme konvensi semakin baik karena kuncinya ada pada sorotan media massa. Ketika sorotan lampu terang benderang, kata dia, biasanya perilaku seseorang akan ditata baik.

"Media dan masyarakat semakin terang spot light-nya, prosesnya harus semakin transparan, semakin independen. Saya berharap sekali sama teman-teman media. Itu semua harus terus diperjuangkan. Mindset saya ini harus selalu fair, selalu free. Jika ada masalah nanti kita protes, nanti kita minta diperbaiki, diluruskan," katanya.

Seperti diberitakan, salah satu tokoh yang diundang Komite Konvensi Demokrat, Mahfud MD, membatalkan keikutsertaannya karena menilai mekanisme konvensi belum jelas. Penjelasan yang diterima selama ini, kata Mahfud, baru secara lisan.

Penjelasan itu juga kerap berganti-ganti. Padahal, dalam AD/ART Partai Demokrat disebutkan capres ditetapkan oleh Majelis Tinggi.

Menurut Demokrat, penetapan capres terpilih memang dilakukan Majelis Tinggi yang diketuai Susilo Bambang Yudhoyono. Hanya, menurut Demokrat, penetapan itu berdasarkan hasil survei. Kandidat yang elektabilitasnya tertinggi akan ditetapkan sebagai capres Demokrat. (Sandro Gatra/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri