Anjlok 5,01%, IHSG masih berpeluang tertekan pada perdagangan Jumat (13/3)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 5,01% ke posisi 4.895,75 pada perdagangan Kamis (12/3). Alhasil, Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan trading halt selama 30 menit sejak 15.33 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).

Tercatat transaksi senilai Rp 5,04 triliun dengan net foreign sell di seluruh pasar sebesar Rp 256,86 miliar.

Analis Phintaro Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, penurunan IHSG ini masih disebabkan oleh sentimen persebaran wabah corona di luar wilayah China, termasuk Indonesia. "Jadi, secara psikologis, investor masih cenderung wait and see terhadap perkembangan penanganan wabah ini," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (12/3).


Baca Juga: IHSG anjlok 5,01%, pandemi virus corona masih jadi penyebabnya

Untuk perdagangan Jumat (13/3), Valdy memprediksi, IHSG akan bergerak turun dengan support di level 4.800 dan resistance di 5.140. Selain dari dalam negeri, IHSG juga masih bakal mendapat tekanan jual dari investor asing yang relatif besar.

Oleh karena itu, dia mengimbau investor untuk tidak terlalu agresif dalam merespons peluang buy on weakness. Valdy menyarankan pelaku pasar untuk mencermati saham-saham defensif, terutama di sektor barang konsumsi. Sebut saja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Baca Juga: IHSG anjlok 5,01% ke level terendah sejak Juni 2016

Valdy menambahkan, investor juga dapat mencermati emiten yang membukukan laba bersih pada 2019, antara lain adalah saham-saham bank seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Baca Juga: BREAKING NEWS: BEI menyetop transaksi bursa saham yang turun 5%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati