ANJT serap 60% capex kembangkan perkebunan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan perkebunan, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mencatat penyerapan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga 31 Agustus 2017. Besaran capex yang telah digunakan yakni 60% dari pagu anggaran yang dipatok tahun ini sebesar Rp 850 miliar.

Lucas Kurniawan Direktur Keuangan ANJT menyatakan, penyerapan capex tersebut antara lain untuk pengembangan perkebunan di Papua Barat. Termasuk diantaranya untuk pembangunan infrastruktur dan peremajaan kebun di Pulau Belitung. "Pada kuartal IV, serapan capex diharapkan akan semakin mendekati anggaran," terang Lucas kepada Kontan.co.id, Kamis (12/10).

Pihaknya optimistis dapat menyerap seluruh capex tahun ini. Pasalnya, ANJT memulai pembangunan pabrik minyak kelapa sawit di Papua Barat. Selain itu, perusahaan juga melakukan pembangunan fasilitas pengolahan edamame beku di Jawa Timur pada Oktober 2017.


"Kami telah memulai konstruksi fasilitas pengolahan edamame beku, dimana produk edamame beku tersebut akan ditujukan untuk pasar ekspor," ujarnya.

Fasilitas pengolahan edamame beku tersebut ditargetkan selesai pada 2018. ANJT akan melakukan ekspor perdana pada 2019. Yakni setelah seluruh sertifikasi produk pangan yang diperlukan oleh pasar ekspor telah terpenuhi.

Dalam memasarkan produknya, ANJT tidak spesifik menyasar negara tertentu. Namun, yang menjadi tujuan utama ekspor ANJT yakni India dan China. "Jika ada pasar lain yang memberikan harga yang baik, tentu kami akan menjajaki pasar tersebut," imbuhnya.

Sebagai catatan, pada 30 Juni 2017, ANJT dan entitas anaknya secara kolektif memiliki fasilitas pinjaman bank. Jumlahnya setara dengan US$ 240,6 juta. Terdiri atas fasilitas pinjaman bank jangka pendek sejumlah US$ 50,6 juta dan fasilitas pinjaman bank jangka panjang sejumlah US$ 190,0 juta.

Fasilitas pinjaman bank jangka panjang tersebut diperuntukan bagi pembiayaan proyek-proyek di Papua, pembangunan PKS di Kalimantan Barat, serta rencana investasi ANJT pada peralatan pemrosesan edamame. Saldo pinjaman bank pada akhir semester 1-2017 berjumlah US$ 128,6 juta.

Selain menjual edamame, ANJT juga akan menggenjot produksi tandan buah segar (TBS), crude palm oil, dan palm kernel. Tahun ini, ANJT membidik bisa memproduksi TBS sebanyak 738.000 ton, produksi curde palm oil sebesar 211.000 ton, dan produksi palm kernel sebanyak 31.874 ton.

Angka tersebut meningkat bila dibandingkan dengan produksi tahun 2016. Pada tahun itu, ANJT memproduksi 663.399 ton TBS, 177.273 ton CPO, dan 38.284 ton palm kernel. Produksi perkebunan tersebut berasal dari wilayah Belitung, Sumatera Utara I dan II, dan Kalimantan.

Lukas menyatakan peningkatan produksi tersebut lantaran adanya peningkatan produksi TBS di Kalimantan Barat. Dimana kebun tersebut baru memasuki tahap produksi. Kebun ini dikelola oleh anak perusahaan, PT Kayung Agro Lestari. Selain kebun yang sudah masuk tahap produksi. "Peningkatan juga didapatkan dari pulihnya produksi perkebunan di Pulau Belitung dari dampak El-nino," terang Lukas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia