Antam (ANTM) Menggandeng CNGR Kembangkan Kawasan Industri Hilirisasi Bijih Nikel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terus berupaya memperkuat bisnis inti dan implementasi pengembangan energi yang ramah lingkungan. Bersama dengan CNGR Hong Kong Material Science & Technology Co Ltd, ANTM menandatangani framework agreement untuk proyek hilirisasi bijih nikel.

Penandatangan framework agreement ini sebagai tindak lanjut dari perjanjian pendahuluan (head of agreement) untuk pembangunan dan pengembangan kawasan industri hilirisasi bijih nikel menjadi bahan baku baterai. Kedua pihak menandatangani perjanjian pendahuluan pada 5 Agustus 2022 lalu.

Penandatanganan kerjasama ini dilakukan oleh Chairman dan President CNGR Deng Weiming dan Direktur Utama ANTM Nicolas D. Kanter. Penandatangan framework agreement tersebut dilaksanakan pada event B20 Investment Forum tanggal 11 November 2022, di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali.

Baca Juga: Mobil & Motor Listrik Makin Diminati, Ini Pilihan Saham Terkait Yang Perlu Dicermati

ANTM melalui anak perusahaannya, PT Kawasan Industri Antam Timur (PT KIAT) akan membangun dan mengelola kawasan industri di area Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. CNGR melalui anak perusahaannya PT Pomalaa New Energy Material (PT PNEM) akan mengembangkan fasilitas pengolahan bijih nikel laterit menjadi nickel matte yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik dengan menggunakan teknologi OESBF (oxygen-enriched side-blown furnace).

Fasilitas pengolahan ini berkapasitas produksi terpasang sebesar 80.000 ton nikel dalam produk nickel matte yang terbagi dalam dua fase pembangunan. PT PNEM selanjutnya akan menjadi tenant pada kawasan industri yang dikelola oleh PT KIAT.

CNGR dan ANTM  mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kepemilikan saham di masing-masing anak usaha yaitu PT PNEM dan PT KIAT.

Baca Juga: Harga Nikel Kembali Bertenaga, Cek Rekomendasi Sahamnya

Pembangunan kawasan industri dan fasilitas pengolahan nikel direncanakan akan rampung dan mulai beroperasi pada tahun 2025. Sejalan dengan penyelesaian pembangunan smelter PT PNEM, ANTM akan mendukung suplai kecukupan bahan baku pabrik bijih nikel laterit.

“Penandatangan framework agreement diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk nikel serta mendukung pengembangan penerapan energi hijau berbasis baterai electric vehicle (EV) melalui sinergi penerapan keunggulan teknologi dan sumber daya yang dimiliki oleh kedua belah pihak,” terang Syarif Faisal Alkadrie, Sekretaris Perusahaan ANTM, Rabu (16/11).

Asal tahu, CNGR adalah produsen prekursor terbesar di dunia dengan produksi bahan prekursor katoda dan bahan daur ulang energi baru sebagai bisnis inti. Produk utama CNGR banyak digunakan di berbagai domain 3C, bidang daya energi, dan bidang penyimpanan energi. Produk utama CNGR telah berhasil memasuki rantai pasokan kelas atas dari 500 perusahaan teratas dunia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati