Antam Bisa Batal Beli Martabe



JAKARTA. Krisis pasar finansial mulai mendatangkan kesulitan bagi beberapa perusahaan untuk merealisasikan rencana aksi korporasi mereka. Salah satunya adalah PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Perusahaan tambang plat merah ini mengkaji kembali rencananya membeli ladang pertambangan emas dan perak di Martabe, Sumatera Utara, karena kesulitan dana.Alwin Syah Loebis, Direktur Utama Aneka Tambang, menjelaskan bahwa ANTM sulit mencari dana murah dari perbankan guna membeli tambang Martabe. Saat ini, perbankan makin seret mengucurkan dana akibat  likuiditas dana yang seret. Sedianya, Antam menutup transaksi ini dengan duit hasil kredit dari bank. "Saya pikir tidak ada yang mau memberi pinjaman kepada kami pada kondisi sekarang ini," katanya, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (10/10).Antam berniat membeli 10% saham PT Agincourt Resources,  pemilik tambang Martabe, dari Oxiana Limited Australia. Nilai pembelian itu US$ 66,5 juta. Antam dan Oxiana pun telah menandatangani nota kesepahaman pembelian saham Agincourt pada Juli 2008.Hingga kini, Antam belum menutup transaksi itu lantaran tengah melakukan uji tuntas untuk mengukur potensi tambang Martabe. Apabila terealisasi dan berjalan mulus, Antam juga memiliki opsi membeli 15% saham Agincourt hingga tahun depan sehingga bisa memiliki saham Agincourt 25%.Alwin mengatakan, Antam tidak akan terburu-buru memutuskan rencana tersebut. Antam memilih memfokuskan diri menyelesaikan proyek pabrik pengolahan aluminium di Tayan, Kalimantan Selatan.Kebutuhan dana proyek ini lumayan gede. Minimal Antam harus punya US$ 450 juta atau Rp 4,32 triliun. Sejauh ini, Antam sudah menyiapkan skenario pendanaannya. Sebanyak 60% dari utang bank dan 40% dari para pemegang saham PT Indonesia Chemical Alumina.Sebagai catatan, Indonesia Chemical adalah perusahaan patungan yang akan menggarap proyek ini. Antam memiliki 49% saham, Showa Denko KK 30%, Strait Trading Amalgamated Resources Private Limited of Singapore 15%, dan Marubeni Corporation punya 6% saham.Sekretaris Perusahaan Antam Bimo Budi Satriyo mengaku perusahaannya memang punya uang kas banyak. "Namun, penggunaannya harus dipikirkan untuk proyek dan membeli kembali saham," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: