Antam buka kantor perwakilan di Shanghai



JAKARTA. PT Antam (Persero) Tbk (ANTM) mengerahkan segenap cara untuk mengurangi dampak negatif dari penerapan larangan ekspor mineral mentah. Salah satu caranya adalah membuka layanan di Shanghai, China pada Jumat akhir pekan lalu (17/1),

Strategi ini dilakukan Antam guna menyiasati adanya larangan ekspor bijih nikel dari pemerintah Indonesia. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu berusaha memperluas jangkauan pemasaran dengan membuka kantor perwakilan di Shanghai, China.

Tato Miraza, Direktur Utama Antam menuturkan, kehadiran kantor cabang Antam di Shanghai, akan memudahkan pemasaran tiga komoditas Antam, yakni feronikel, alumina dan batubara. Tiga komoditas ini memang yang bakal menjadi andalan baru Antam setelah bijih nikel dan bauksit tidak boleh diekspor.


Tak heran, Antam mematok pertumbuhan penjualan yang terbilang ambisius untuk ketiga komoditas tersebut. Antam misalnya mengincar kenaikan volume penjualan emas sebesar 66% menjadi 13,6 ton di 2014, dari realisasi 2013 yang sebanyak 8,2 ton.

Sementara penjualan feronikel di tahun ini ditargetkan senilai 20.000 ton nikel dalam feronikel (TNi). Target ini naik 11% dari realisasi 2013 yang sebanyak 18.000 TNi. Pembukaan kantor Shanghai tentu tidak hanya bertujuan untuk memperluas pemasaran semata.

"Kantor perwakilan Shanghai akan mempemudah dan mempercepat akses terhadap kesempatan kerjasama dan pencarian peluang pendanaan dari China," kata Tato. Toh, beban berat tetap akan dipikul Antam setidaknya di tahun ini.

Sebab, Antam akan kehilangan kontribusi dari ekspor bijih nikel yang terbilang besar. Pada Januari-September 2013, penjualan bijih nikel telah menyumbang sekitar 33% dari total pendapatan Antam yang senilai Rp 8,81 triliun.

Oleh karena faktor inilah, Yualdo T. Yudoprawiro, Analis Samuel Sekuritas merekomendasikan untuk menjual saham ANTM dengan target harga Rp 940 per saham. Pada Jumat (17/1), harga ANTM ditutup turun 1,47% ke level Rp 1.005 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri