Antam gencar bangun pembangkit untuk smelter



JAKARTA. Demi mencukupi kebutuhan listrik,  PT Aneka Tambang Tbk (Antam) siap membangun beberapa pembangkit listrik yang berlokasi di sekitar pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter). Salah satu pembangkit emiten berkode saham ANTM di Bursa Efek Indonesia yang dalam penyelesaian adalah proyek PLTU Pomalaa. Pembangkit berkapasitas 2x30 Megawatt (MW) ini, ditargetkan selesai akhir  2015.

Sekretaris Perusahaan Aneka Tambang, Tri Hartanto Selasa (21/10), menjelaskan, saat ini PLTU Pomalaa sudah masuk tahap konstruksi. Nantinya, PLTU Pomalaa tersebut membutuhkan batubara sekitar 300.000 ton batubara per tahun dengan memakai kalori rendah 4.200 per kkal.

Pembangunan PLTU yang digarap oleh Sumitomo Corporation ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi fasilitas pendukung smelter milik ANTM.  Antara lain: Feni I, Feni II dan Feni III. Biaya yang dibutuhkan untuk membangun PLTU, sekitar US$ 180 juta.


Selain di Pomalaa, ANTM juga berencana membangun PLTU dan  Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Halmahera Timur (Haltim). Kapasitas PLTU Haltim yang akan dibangun sekitar 2 x 35 MW, atau lebih besar ketimbang PLTU Pomalaa. "Proyek ini akan berjalan tahun 2017," katnya.

Nantinya, PLTU Haltim akan membutuhkan pasokan batubara berkalori rendah sekitar 400.000 ton per tahun. Namun, Aneka Tambang belum bisa memastikan berapa biaya yang akan dikeluarkan untuk membangun PLTU Haltim tersebut. 

'Tendernya belum berjalan, nanti kalau kami sudah menemukan siapa kontraktornya, baru bisa kita sebutkan berapa modalnya," terang dia. Tetapi,  manajemen ANTM akan mengalokasikan anggaran pembangunan pembangkit listri ini dari belanja modal 2017 yang diprediksi sekitar US$ 1,6 miliar–US$ 1,7 miliar.

Sementara untuk pembangunan PLTD yang juga akan dibangun tahun 2017 nanti, manajemen ANTM juga belum menjabarkan kapasitas daya listriknya. 

Namun yang pasti, pembangunan dua pembangkit listrik di Haltim itu untuk mendukung  operasional smelter feronikel di Buli, Halmahera Timur, Maluku Utara berkapasitas 270.000 ton per tahun.

Konversi ke gas

Selain fokus membangun pembangkit di lokasi smelter, ANTM tengah memikirkan pengganti bahan bakar minyak (BBM) untuk delapan pembangkit Aneka Tambang yang sudah beroperasi. 

Manajemen ANTM menginginkan agar bahan bakar pembangkit ini diganti dari solar ke gas. "Kami sudah mengajukan permintaan alokasi gas kepada Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM sejak Juni 2014 lalu," imbuh dia. 

Dia menjelaskan, alokasi gas untuk kebutuhan pembangkit guna menjalankan operasional smelter sangat penting. Contohnya saja, Aneka Tambang, saat ini telah menjalankan delapan unit pembangkit dengan daya listrik 17 MW per unit. "Kami tidak terlalu sulit untuk memodifikasi pembangkit, sebab kami sudah memakai dual fuel," ungkap dia.

Jika nanti Aneka Tambang mendapat alokasi gas, Tri bilang, perusahaan berencana untuk membangun fasilitas penunjang seperti Receiving Terminal Liquefied Natural Gas (LNG).  "Tapi tergantung nanti, pastinya jika pasokan gas sudah pasti, kita akan bangun LNG," tandas Tri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto