Antam mencari pengganti Pongkor



JAKARTA. Performa gunung emas utama emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk yakni Gunung Pongkor di Bogor, Jawa Barat, diprediksi akan habis pada 2019. Sebelum benar-benar tak berproduksi lagi, Aneka Tambang alias Antam berupaya mencari sumber produksi lain.

Incaran Antam adalah Gunung Papandayan, di Garut, Jawa Barat, dan satu wilayah di provinsi Jambi. Perusahaan berkode ANTM di Bursa Efek Indonesia tersebut sedang menggelar feasibility study untuk mengetahui potensi cadangan emas di tempat itu.

Manajemen Antam menargetkan proses studi kelayakan dia dua daerah ini rampung sebelum 2019. Dengan begitu, kedua daerah ini bisa menggantikan peran Pongkor.


Namun incaran Antam tak cuma di dalam negeri. Manajemen perusahaan pelat merah itu juga berikhtiar dengan mencari lokasi cadangan emas hingga Myanmar.

Antam menyebut sudah menggelar studi kelayakan di negara yang semula bernama Burma itu. Mereka tak melaju sendirian tapi menggandeng perusahaan lokal Myanmar. "Istilahnya kalau di Indonesia itu izin usaha pertambangan (IUP) yang sedang kami urus," terangĀ  Sekretaris Perusahaan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, Tri Hartono kepada KONTAN, Selasa (15/9).

Meski sudah menggelar studi kelayakan di Myanmar, manajemen Antam masih merahasiakan cadangan emas di negara tersebut. Mereka hanya bilang, potensi emas di Myanmar bisa menggantikan produksi emas Pongkor.

Asal tahu saja, upaya Antam untuk mencari pengganti Pongkor hingga ke luar negeri tak berlebihan. Pasalnya, hingga saat ini ini Pongkor menyokong sekitar 60% produksi emas PT Antam.

Untuk target tahun ini saja misalnya, manajemen PT Antam mematok produksi emas sebanyak 2.500 kilogram (kg). Dari target tahunan tersebut, target produksi emas Pongkor adalah 1.463 kg.

Sepanjang semester I-2015 kemarin, volume produksi emas Pongkor tercatat 756,39 kg. Itu berarti target emas dari Pongkor sudah terpenuhi sebesar 51,70%.

Rencana cadangan

Pada kenyataannya, Pongkor sebagai primadona juga memiliki masa surut produksi. Tri Hartono bilang, produksi emas tertinggi dari tambang Pongkor pernah mencapai 2.000 kg. Produksi tersebut kemudian berangsur-angsur susut saban tahun.

Antam memprediksi produksi emas Pongkor akan habis pada empat tahun lagi, alias 2019. Padahal, kontrak eksplorasi di wilayah pertambangan tersebut baru akan habis pada tahun 2021. Dus, ada jeda dua tahun dari sejak proyeksi produksi habis dengan berakhirnya masa kontrak tadi.

Namun, Antam menyadari upaya mencari penggantiĀ  gunung emas Pongkor tak mudah. Meskipun sudah memiliki beberapa daerah incaran pengganti, perusahaan tersebut tetap menyiapkan dua skenario cadangan.

Pertama, jika upaya mencari pengganti emas di Garut, Jambi, maupun Myanmar tak mulus, Antam berencana membeli emas dari perusahaan lain, terlebih dahulu. Ini adalah upaya mereka agar produksi emas tak anjlok, pasca Pongkor mandek berproduksi. "Karena kami punya share komoditas emas di perusahaan lain," ungkap Tri.

Kedua, menargetkan pembangunan pabrik anode slime bersama PT Smelting di Gresik, Jawa Timur, bisa rampung sebelum tahun 2019. Pabrik anode slime tersebut memiliki fasilitas top blown rotary converter (TBRC) yang mampu mengekstraksi logam emas berikut logam berharga turunannya, seperti selenium, paladium, platinum dan komoditas lain dari produk anode slime.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri