JAKARTA. Setelah dua tahun berturut-turut menyandang rapor merah, akhirnya rapor PT Aneka Tambang (Persero) Tbk tahun 2016 membiru. Perusahaan pelat merah itu mencatatkan laba bersih Rp 64,81 miliar. Setahun sebelumnya, bottom line BUMN ini tercatat rugi Rp 1,44 triliun.Bukan sulap, bukan sihir, rapor biru tersebut merupakan buah strategi Aneka Tambang alias Antam memacu bisnis feronikel. "Feronikel tahun lalu memiliki margin lebih baik sehingga laba kotor dan laba operasi kami meningkat dibandingkan dengan tahun 2015," terang Trenggono Sutiyoso, Sekretaris Perusahaan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk kepada KONTAN, Rabu (1/3).Selain menawarkan margin lebih tebal ketimbang emas, ongkos produksi feronikel juga menyusut. Menurut catatan Antam, biaya tunai produksi feronikel tahun 2015 sebesar US$ 4,31 per pon, turun menjadi US$ 3,39 per pon tahun 2016.
Antam menggaet berkah feronikel
JAKARTA. Setelah dua tahun berturut-turut menyandang rapor merah, akhirnya rapor PT Aneka Tambang (Persero) Tbk tahun 2016 membiru. Perusahaan pelat merah itu mencatatkan laba bersih Rp 64,81 miliar. Setahun sebelumnya, bottom line BUMN ini tercatat rugi Rp 1,44 triliun.Bukan sulap, bukan sihir, rapor biru tersebut merupakan buah strategi Aneka Tambang alias Antam memacu bisnis feronikel. "Feronikel tahun lalu memiliki margin lebih baik sehingga laba kotor dan laba operasi kami meningkat dibandingkan dengan tahun 2015," terang Trenggono Sutiyoso, Sekretaris Perusahaan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk kepada KONTAN, Rabu (1/3).Selain menawarkan margin lebih tebal ketimbang emas, ongkos produksi feronikel juga menyusut. Menurut catatan Antam, biaya tunai produksi feronikel tahun 2015 sebesar US$ 4,31 per pon, turun menjadi US$ 3,39 per pon tahun 2016.