Antam pecah kongsi dengan Showa Denko, begini konsekuensinya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadi pemegang saham tunggal PT Indonesia Chemical Alumina (ICA), yang mengoperasikan pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan.

Sebelumnya, emiten berkode ANTM ini berkongsi dengan Showa Denko, perusahaan asal Jepang. Namun, setelah bekerja sama sejak 2013, Showa Denko menyatakan mundur pada akhir tahun lalu.

"Karena kami ingin proyek ini berlanjut, opsinya ada dua, mencari partner atau take over," ujar Aprilandi Hidayat Setia, Sekretaris Perusahaan ANTM kepada Kontan.co.id, Kamis (31/5).


Aprilandi bilang, saat ini opsi yang paling dekat untuk dilakukan adalah mengambil sisa kepemilikan milik Showa Denko.

Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengatakan, dengan keluarnya Showa Denko, ada konsekuensi negatif yang dihadapi Antam, yaitu pendanaan dan terkait teknologi untuk operasi bisnis.

Namun, karena proyek hilir ini adalah komitmen pemerintah, Antam sebagai salah satu perusahaan yang ditunjuk harus menjadi pengampunya, dengan atau tanpa partner. "Ketika memberatkan bukan berarti tidak bisa dilakukan, sebab sekarang Antam punya holding Inalum, artinya dari sisi pendanaan mereka lebih fleksibel daripada ketika statusnya persero," ujar Alfred.

Aprilandi mengatakan, saat ini, Antam sedang berhitung kapasitas pendanaan. "Untuk finance bertahap, berapa kemampuan dari kami sehingga berapa produksi yang bisa dihasilkan," paparnya.

Sambil berhitung kapasitas, Aprilandi juga tak menampik bahwa Antam masih mencari alternatif partner yang bisa diajak bekerja sama dalam mengelola bisnis hilir ini. Saat ini, Antam mencari partner strategis yang dapat berkontribusi dari sisi pendanaan dan teknologi.

Meskipun sudah pecah kongsi, Aprilandi mengklaim proses peralihan teknologi dari Showa Denko sudah berlangsung sehingga tak membebani perusahaan dalam segi operasional.

Begitu juga dengan pemasaran. "Kami sudah belajar dari dulu dan sudah tahu target pasar yang pernah kami jual dan bagaimana pengembangan ke depan," kata Aprilandi.

Alfred menambahkan, dengan kepemilikan di sektor hilir ini bisa menambah nilai jual produk Antam. "Kalau pengolahannya sudah berjalan, output punya nilai ekonomi lebih besar daripada bahan baku saja," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini