Antam targetkan produksi feronikal mencapai 26.000 ton



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sukses mencetak kenaikan laba bersih hingga 111% tahun lalu, mencapai Rp 136 miliar. Meski begitu, emiten ini tak lantas jor-joran membagi dividen.

ANTM memutuskan menyimpan 65% laba bersih, setara Rp 88 miliar, sebagai laba ditahan. Artinya, cuma 35% laba bersih yang dibagi sebagai dividen. "Kami membagi dividen Rp 48 miliar," kata Arie Prabowo Ariotedjo, Direktur Utama ANTM, kemarin.

Maklumlah, emiten ini memang berniat menggenjot ekspansi. Arie menyatakan, tahun ini ANTM berniat fokus meningkatkan kinerja. "Kami akan fokus pada bisnis inti kami di emas, nikel dan bauksit," imbuh dia.


Tahun ini, ANTM menargetkan produksi feronikel bisa mencapai 26.000 ton nikel (TNi). Target tersebut sekitar 19% lebih tinggi ketimbang produksi 2017 yang sebesar 21.762 TNi. "Sebenarnya kapasitas produksi kami bisa 28.000 ton, tapi selama ini baru di level 21.700 tahun lalu," kata Arie.

Ia yakin ANTM bisa mencapai target produksi feronikel tahun ini. Sebab, di kuartal pertama lalu, ANTM sudah telah memproduksi sekitar 6.000 ton feronikel.

Untuk komoditas emas, perusahaan tambang pelat merah ini menetapkan kenaikan penjualan emas mencapai 24.000 kilogram (kg). Jumlah tersebut naik sekitar 81% dibanding realisasi penjualan emas di 2017 lalu, yang mencapai 13.202 kg.

Selain itu, ANTM juga berusaha mewujudkan rencana menambah porsi kepemilikan saham di PT Indonesia Chemical Alumina (ICA). Saat ini, ANTM memiliki 80% saham. Sisanya dikuasai Showa Denko KK, perusahaan Jepang.

Arie menyatakan, pihak ANTM akan melakukan finalisasi pengambilan saham tersebut pekan depan di Tokyo, Jepang. "Selanjutnya bila ICA sudah 100% milik Antam, kami bebas untuk mencoba penetrasi market," terang dia.

Hal ini terkait strategi ANTM mengurangi kerugian ICA. Selama ini, semakin besar produksi perusahaan yang mengelola pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan ini, semakin besar kerugiannya. Menurut Arie, hal tersebut lebih mudah dilakukan bila ICA 100% milik ANTM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini