Antam Tunggu Harga Herald A$ 1 per Saham



JAKARTA. Ada untungnya juga  pilihan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mundur sebagai calon pembeli perusahaan tambang asal Australia, Herald Resources, dan mempersilakan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) jadi pemenangnya. Tiga bulan setelah Bumi memilikinya, harga saham Herald di bursa Australia turun tajam.

Melihat harga saham Herald yang sedang turun, Antam pun jadi tertarik lagi membeli saham produsen seng dan timah hitam tersebut yang tercatat di bursa Australia. Alwin Syah Loebis, Direktur Utama Antam, mengakui ANTM masih berminat membeli saham Herald.

Namun, Antam tidak ingin terburu-buru merealisasikan keinginan tersebut dan akan mengkaji terlebih dahulu rencana itu. "Kami akan menghitung lagi," terang Alwin di Jakarta kemarin (28/10).


Sebagai catatan, Bumi membeli 84,2% saham Herald pada Juli 2008. Waktu itu, Bumi harus membayar saham Herald seharga A$ 2,8 per saham.

Namun, beberapa pekan ini, harga saham Herald merosot tajam. Per 16 Oktober 2008 atau saat terakhir diperdagangkan, harga saham Herald hanya A$ 1,035 per saham, "Kami berminat membelinya di kisaran A$ 1 per saham," tambah Alwin.

Sembari menunggu harga Herald makin murah, ANTM akan berkonsentrasi menyelesaikan berbagai persiapan proyek pembangunan pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) di Tayan, Kalimantan Barat. Alwin menargetkan proses persiapan pembangunan pabrik CGA tersebut rampung pada kuartal pertama tahun depan. "Setelah itu baru kami kerjakan rencana selanjutnya," imbuhnya.

Salah satu yang menjadi fokus Antam saat ini adalah mencari dana buat proyek tersebut. Antam memang sudah memiliki calon kreditur, yakni Japan Bank for International Cooperation (JBIC). JBIC kabarnya sudah berkomitmen memberikan utang US$ 325 juta atau sekitar Rp 3,25 triliun.

Pinjaman ini bakal menutupi 65% dari total kebutuhan pendanaan proyek senilai US$ 500 juta tersebut. Sedangkan sisanya berasal dari setoran PT Indonesia Chemical Alumina.

Indonesia Chemical Alumina adalah perusahaan patungan antara Antam, Showa Denko KK, Strait Trading Amalgamated Resources Private Limited of Singapore (STAR), serta Marubeni Corporation. Antam menjadi pemegang saham mayoritas dan menguasai 49% saham Indonesia Chemical Alumina.

Pabrik alumina tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 15.000 hektare dan nantinya dapat memproduksi sekitar 300.000 ton CGA per tahun. Rencananya, pabrik ini bisa beroperasi selama 100 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie