JAKARTA. Segala sesuatu yang antik, pastinya memiliki daya tarik. Tak terkecuali lampu antik. Tak ayal, banyak orang ingin berkecimpung dalam bisnis ini. Sebab, bagi mereka yang jeli, bisnis ini juga menjanjikan keuntungan yang menggiurkan.Robert Hardianto sudah membuktikan hal ini. Pria berusia 34 tahun tersebut saat ini bekerja sebagai pengolah data di salah satu perusahaan swasta. Meski demikian, ia masih menjajal peruntungan dengan berjualan lampu antik dari satu tempat ke tempat lain. Ada hal lain yang membuatnya tertarik. Usut punya usut, laba bisnis ini cukup besar. "Marginnya bisa dua atau tiga kali lipat," kata Robert. Padahal, lampu yang dijual Robert merupakan lampu-lampu tua peninggalan zaman Belanda. "Biasanya, lampu tua yang besar dan terlihat ramai yang banyak dicari," ujarnya.Pengalaman serupa juga dialami Iyang, yang merupakan pedagang lampu antik di Jalan Surabaya. Di tokonya itu, Iyang menjual banyak sekali lampu antik dan lampu kristal tua yang banyak dicari oleh kolektor lampu tua. "Kebanyakan dari mereka menginginkan lampu antik untuk menghias rumahnya yang besar," papar Iyang. Menurut Iyang, rata-rata hasil penjualan lampunya memang memiliki margin 2 kali lipat. “Contohnya sekarang ini. Saya berniat menjual lampu antik milik seharga Rp 15 juta. Dulu saya beli lampu itu hanya sekitar Rp 5 juta sampai 7 juta. Berapa persisnya saya lupa," jelasnya.
Antik Lampunya, Menarik Juga Labanya
JAKARTA. Segala sesuatu yang antik, pastinya memiliki daya tarik. Tak terkecuali lampu antik. Tak ayal, banyak orang ingin berkecimpung dalam bisnis ini. Sebab, bagi mereka yang jeli, bisnis ini juga menjanjikan keuntungan yang menggiurkan.Robert Hardianto sudah membuktikan hal ini. Pria berusia 34 tahun tersebut saat ini bekerja sebagai pengolah data di salah satu perusahaan swasta. Meski demikian, ia masih menjajal peruntungan dengan berjualan lampu antik dari satu tempat ke tempat lain. Ada hal lain yang membuatnya tertarik. Usut punya usut, laba bisnis ini cukup besar. "Marginnya bisa dua atau tiga kali lipat," kata Robert. Padahal, lampu yang dijual Robert merupakan lampu-lampu tua peninggalan zaman Belanda. "Biasanya, lampu tua yang besar dan terlihat ramai yang banyak dicari," ujarnya.Pengalaman serupa juga dialami Iyang, yang merupakan pedagang lampu antik di Jalan Surabaya. Di tokonya itu, Iyang menjual banyak sekali lampu antik dan lampu kristal tua yang banyak dicari oleh kolektor lampu tua. "Kebanyakan dari mereka menginginkan lampu antik untuk menghias rumahnya yang besar," papar Iyang. Menurut Iyang, rata-rata hasil penjualan lampunya memang memiliki margin 2 kali lipat. “Contohnya sekarang ini. Saya berniat menjual lampu antik milik seharga Rp 15 juta. Dulu saya beli lampu itu hanya sekitar Rp 5 juta sampai 7 juta. Berapa persisnya saya lupa," jelasnya.