Antisipasi 2010, Semen Gresik Genjot Produksi



JAKARTA. PT Semen Gresik Tbk (SMGR) tetap memacu produksi meski permintaan semen mungkin akan merosot sepanjang tahun ini. SMGR menggenjot produksi untuk mengantisipasi kenaikan permintaan semen tahun depan.

Direktur Utama SMGR Dwi Soetjipto memperkirakan, permintaan semen nasional tahun depan akan meningkat 5% hingga 6%. "Tahun ini permintaan semen kemungkinan turun 1% dari tahun lalu," ujarnya belum lama ini.

Tahun ini, SMGR akan memproduksi 18,5 juta ton semen, lebih banyak 300.000 ton ketimbang tahun lalu. Peningkatan produksi ini antara lain berkat optimalisasi kinerja pabrik semen SMGR.


Nah, tahun depan, SMGR mematok angka produksi 19 juta ton. Setahun berikutnya naik lagi menjadi 20 juta. Bahkan tiga tahun lagi, SMGR memproyeksikan produksi semen bisa menembus 25 juta ton. Sebab, dua pabrik semen baru milik SMGR, yakni pabrik di Tonasa dan pabrik di Tuban, sudah bisa berproduksi pada awal 2012.

Analis Asia Kapitalindo Securities Arga Paradita Sutiono meramal, permintaan semen tahun ini masih bisa tumbuh sekitar 5%. Alasannya, ada beberapa proyek infrastruktur yang mulai bergulir belakangan ini.

Lagi pula, proses rehabilitasi pasca gempa di Sumatra Barat akan mendongkrak permintaan semen nasional. "Kalau tahun depan permintaan semen bakal naik sekitar 5% sampai 6%," imbuhnya.

Arga juga memperkirakan, kinerja SMGR sampai akhir tahun ini masih di atas kinerja tahun lalu. Pendorong pertumbuhannya adalah kenaikan 13% harga jual semen. Hitungannya, laba bersih SMGR berpotensi naik 23% menjadi Rp 3,1 triliun.

Adapun Analis Samuel Sekuritas Indonesia Sonny John menghitung, harga jual semen pada tahun ini sudah naik sekitar 19%. Ini tercermin dari pendapatan SMGR sampai kuartal ketiga 2009 yang tercatat meningkat 18,3% menjadi Rp 10,4 triliun.

Sampai akhir tahun, Sonny memprediksi pendapatan SMGR akan naik 14% menjadi Rp 13,9 triliun. Adapun, laba bersih SMGR bakal meningkat 27,7% menjadi Rp 3,2 triliun.

Makin efisien

Tahun depan, Sonny menduga kinerja SMGR bakal tambah kokoh. Selain karena kenaikan permintaan semen, SMGR juga mampu menekan biaya energi sehingga menghemat ongkos produksi.

SMGR memang membangun beberapa pembangkit listrik di beberapa pabrik miliknya. Dengan pembangkit sendiri ini, produsen bubuk abu-abu cap negara ini bisa menghemat ongkos kira-kira Rp 34 miliar per tahun.

Arga menambahkan, jika berhasil mengakuisisi PT Kertas Kraf Aceh (KKA), aksi ini akan meringankan beban operasi SMGR. Maklum, SMGR memiliki anak usaha pembuat kertas semen. "Jadi mereka tak perlu beli lagi," imbuhnya.

KKA merupakan produsen kertas semen terbesar di Indonesia. Kapasitas produksinya 135.000 ton per tahun. Kedua analis ini merekomendasikan beli saham SMGR. Sonny memasang harga pasar wajar Rp 7.500 per saham. Sedangkan Arga memasang harga pasar wajar Rp 7.300 per saham.

Pada penutupan perdagangan saham kemarin, harga saham SMGR bertengger di level Rp 6.850 per saham, sama dengan akhir pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan