Antisipasi Ancaman Krisis Pangan Global, Kementan Siapkan Substitusi Gandum



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Beberapa negara produsen gandum mulai melakukan pelarangan ekspor komoditi tersebut. Di antaranya, Kazakhstan, Kirgistan, India, Afghanistan, Algeria, Kosovo, Serbia dan Ukraina. Bahkan India, Afganistan, Algeria, Kosovo, Serbia dan Ukraina melarang ekspor gandum hingga akhir tahun ini.

Direktur Serealia, Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan), Ismail Wahab, mengatakan, jika jagung dan kedelai dapat dilakukan pengembangan budidaya di dalam negeri. Maka berbeda dengan gandum, Ia menyebut pemerintah telah mencoba melakukan budidaya namun kondisi Indonesia memang tidak cocok ditanami komoditas tersebut.

Oleh karenanya diperlukan tanaman pangan substitusi dari gandum yang dapat dikembangkan di Indonesia.


Ismail menyebut Indonesia memiliki tanaman pangan lokal yang dapat jadi substitusi gandum yakni singkong, sagu dan sorgum. Untuk sorgum Ia menyebut tahun ini pemerintah tengah mendorong budidaya tanaman pangan ini di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Baca Juga: Tingkatkan Kualitas SDM, Kementan Gelar Job Fair Polbangtan Malang 2022

Sorgum merupakan tanaman pangan yang masih satu familia dengan gandum. Hanya saja berbeda dengan gandum, sorgum tidak mengandung gluten.

"Ini tanaman yang sangat berpotensi besar untuk menggantikan gandum, tetapi memang harus ada yang komposisinya diatur. Jadi enggak seluruhnya pakai sorgum. Tapi untuk bikin apa pun yang tidak membutuhkan atau yang bebas gluten sorgum ini alternatif yang luar biasa," kata Ismail dalam Diskusi Virtual, Selasa (9/8).

Sorgum, luas areal lahan tahun ini sekitar 14.481 hektar dengan sasaran produksi hingga 52.500 ton. Tahun depan Ismail mengatakan lahan tanam sorgum akan diperluas hingga 55.000 hektar.

Kemudian alternatif lainnya ialah singkong dan sagu. Untuk singkong, prakiraan luas panen 2022 ialah 646.000 hektar, dengan perkiraan produksi 17, 02 juta ton. Sedangkan sagu prakiraan luas areal 2021 sekitar 206.150 hektar, dengan perkiraan produksi tahun lalu sebesar 381.065 ton.

Baca Juga: Kementan Dorong Petani Milenial Atasi Hama Belalang dengan Cara Ini

Namun, Ia mengungkap upaya substitusi gandum menggunakan singkong, sagu dan sorgum ini juga memerlukan dukungan dari pengusaha untuk hilirisasinya.

"Tinggal beberapa beberapa pengusaha yang mau melirik ini. Kalau ini hanya kita saja yang produksi kalau nggak ada dibantu hirilisasinya maka akan kesulitan," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli