Antisipasi arus modal keluar, Kadin minta penurunan suku bunga tidak agresif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar dagang dan industri (Kadin) meminta penurunan suku bunga Indonesia tidak terlalu agresif. Kadin mendorong agar pemerintah, khusus Bank Indonesi amelihat dampak menyeluruh atas penurunan suku bunga terhadap perekonomian Indonesia. Karena penurunan suku bunga bisa memicu arus modal keluar.  

"Kalau kita terlampau agresif, jangan-jangan arus modal kita bisa keluar, jadi harus dijaga itu supaya rupiah juga jangan terjadi pelemahan yang sangat signifikan," ujar Wakil Ketua Kadin Bidang Kebijakan Moneter, Fiskal, dan Publik Raden Pardede di kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (12/6).

Walau begitu, langkah penurunan suku bunga dinilai perlu dilakukan Indonesia. Pasalnya ekspektasi pasar global saat ini pun telah menekan The Fed untuk menurunkan suku bunga.


Indonesia juga perlu melihat kebijakan yang diambil oleh The Fed. Penurunan suku bunga yang dilakukan The Fed dapat menjadi acuan bagi kebijakan di Indonesia. "Menurut saya, kalau sana (The Fed) turun 50 basis poin, kita bisa mulai dengan 25 basis poin," terang Raden.

Raden juga bilang meski mengarah pada penurunan suku bunga, ruang tersebut dinilai tidak begitu besar. Berbeda dengan yang terjadi pada tahun 2008 lalu. Pada tahun 2008 The Fed lebih dulu naik sehingga punya ruang yang besar untuk turun jauh. Sementara tahun ini diungkapkan Raden The Fed belum sempat menaikkan suku bunga.

"Jadi sekarang ruang dia untuk turunkan suku bunga itu tidak banyak seperti di AS," jelas Raden.

Perang dagang juga menjadi perhatian khusus dalam menentukan penurunan suku bunga. Raden bilang ketidakpastian akibat perang dagang akan membuat arus modal keluar.

Bila pada saat yang sama Indonesia turunkan suku bunga, itu menjadi kurang baik buat nilai tukar. Hal itu yang perlu diantisipasi oleh Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli