JAKARTA. Pada Rabu (15/1) lalu, kota Manado, Sulawesi Utara dihantam banjir bandang dan menewaskan 16 orang serta memutuskan akses jalan dari Manado menuju Tomohon. Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Hermanto Dardak mengaku telah memantau langsung kondisi di Manado tersebut pada Kamis (16/1) kemarin. "Banjir Manado ini bukan yang pertama kali karena setahun yang lalu juga ad banjir, tapi tahun ini lebih besar," ujar Hermanto saat ditemui dikantornya, Jumat (17/1). Menurut Hermanto banjir itu menggenang wilayah pertemuan Sungai Tondano dan Tikala. Bahkan, air juga menggenang kantor Walikota Manado. Menurutnya, akses jalan dari Bandara Sam Ratulangi menuju pusat kota Manado menjadi sulit ditembus, terutama pada Jembatan Kairagi yang menjadi penghubung akses keluar Bandara tergenang cukup tinggi. Upaya pertama dari pemerintah adalah bagaimana kota Manado cepat pulih dan seluruh aktivitas bisa berfungsi kembali dan banjir cepat surut. Menurut Hermanto, pemerintah pun akan merancang kembali konsep pengendalian banjir di Manado dan sekitarnya supaya kejadian seperti ini sebisa mungkin diminimalisasi. Manado dialiri tiga sungai besar yang berpotensi mengalami banjir yakni sungai Tondano, Tikala, dan Sario. Bahkan, Sungai Tondano yang bermuara di Danau Tondano memiliki tingkat sedimentasi cukup tinggi. Sementara itu, akses jalan yang terputus berada dititik 15 kilometer (km) dari kota Manado menuju Tomohon. Terputusnya akses jalan itu karena aliran air yang begitu deras, sementara dari Manado ke Tomohon sebagian besar wilayahnya perbukitan. Tak ayal hal ini menjadi penyebab terjadinya longsoran tanah. "Ada 32 titilk longosran, baik longsoran dari tebing, maupun jalannya sendiri yang longsor. Mulai kemarin, pada saat kami sudah bisa bergerak dengan ekskavator titik-titik itu tadi dibersihkan," ujarnya. Untuk ke depan, Sungai Tondano direncanakan untuk dinormalisasi dengan biaya Rp 156 miliar, sedangkan untuk Sungai Sario akan dilakukan operasional dan perawatan yang memakan anggaran Rp 2,1 miliar. Selain itu ada pula anggaran Rp 72 miliar untuk meninggikan tanggul dan membuat pintu air di Danau Tondano.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Antisipasi banjir, PU akan kelola sungai di Manado
JAKARTA. Pada Rabu (15/1) lalu, kota Manado, Sulawesi Utara dihantam banjir bandang dan menewaskan 16 orang serta memutuskan akses jalan dari Manado menuju Tomohon. Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Hermanto Dardak mengaku telah memantau langsung kondisi di Manado tersebut pada Kamis (16/1) kemarin. "Banjir Manado ini bukan yang pertama kali karena setahun yang lalu juga ad banjir, tapi tahun ini lebih besar," ujar Hermanto saat ditemui dikantornya, Jumat (17/1). Menurut Hermanto banjir itu menggenang wilayah pertemuan Sungai Tondano dan Tikala. Bahkan, air juga menggenang kantor Walikota Manado. Menurutnya, akses jalan dari Bandara Sam Ratulangi menuju pusat kota Manado menjadi sulit ditembus, terutama pada Jembatan Kairagi yang menjadi penghubung akses keluar Bandara tergenang cukup tinggi. Upaya pertama dari pemerintah adalah bagaimana kota Manado cepat pulih dan seluruh aktivitas bisa berfungsi kembali dan banjir cepat surut. Menurut Hermanto, pemerintah pun akan merancang kembali konsep pengendalian banjir di Manado dan sekitarnya supaya kejadian seperti ini sebisa mungkin diminimalisasi. Manado dialiri tiga sungai besar yang berpotensi mengalami banjir yakni sungai Tondano, Tikala, dan Sario. Bahkan, Sungai Tondano yang bermuara di Danau Tondano memiliki tingkat sedimentasi cukup tinggi. Sementara itu, akses jalan yang terputus berada dititik 15 kilometer (km) dari kota Manado menuju Tomohon. Terputusnya akses jalan itu karena aliran air yang begitu deras, sementara dari Manado ke Tomohon sebagian besar wilayahnya perbukitan. Tak ayal hal ini menjadi penyebab terjadinya longsoran tanah. "Ada 32 titilk longosran, baik longsoran dari tebing, maupun jalannya sendiri yang longsor. Mulai kemarin, pada saat kami sudah bisa bergerak dengan ekskavator titik-titik itu tadi dibersihkan," ujarnya. Untuk ke depan, Sungai Tondano direncanakan untuk dinormalisasi dengan biaya Rp 156 miliar, sedangkan untuk Sungai Sario akan dilakukan operasional dan perawatan yang memakan anggaran Rp 2,1 miliar. Selain itu ada pula anggaran Rp 72 miliar untuk meninggikan tanggul dan membuat pintu air di Danau Tondano.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News