KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan bank milik negara (Himbara) menyadari penting menjaga kualitas kredit di tengah pandemi. Ketua Himbara Sunarso bilang kredit yang telah direstrukturisasi bisa mengalami pemburukan menjadi kredit macet atau non performing loan (NPL). Oleh sebab itu, Himbara sepakat untuk berkorban dengan mengurangi laba guna melakukan pencadangan. Hingga Juni 2021, NPL coverage BRI di level 258,41%, Bank Mandiri di posisi 237,30%. BNI di level 215,30%, dan BTN di posisi 120,72% per paruh pertama 2021. “Selain NPL, kita juga harus mencadangkan yang sekarang belum NPL karena direstrukturisasi, ini lah yang kita sebut loan at risk (LAR). Rata-rata LAR Himbara di sekitar 20% per Juni,” papar Sunarso yang juga menjabat sebagai Direktur Utama BRI secara virtual pada Selasa (7/9).
Bila dirinci, LAR BRI di posisi 27,29% per Juni 2021, Bank Mandiri di level 21,19%, BNI di 25,80%, dan BTL di level 14,65%. Agar semakin prudent, Himbara membentuk pencadangan terhadap kredit yang berpotensi memburuk ini. Baca Juga: Outstanding restrukturisasi kredit turun per Juli, OJK minta tetap harus waspada “Ini kami mendapatkan KPI (key performance indicator), ditarget LAR Coverage kami 30%. Maka per 30 Juni 2021, LAR coverage BRI 30,96%, Bank Mandiri 35,31%, BNI 32,90%, dan BTN 14,81%,” jelasnya. Ia bilang total portofolio restrukturisasi kredit Covid-19 Himbara mencapai Rp 403,99 triliun pada Juli 2021. Restrukturisasi itu diberikan kepada 3,3 juta debitur. Sebesar 64,53% dari outstanding kredit Covid-19 tersebut adalah segmen UMKM dan 35,47% di segmen Wholesale