NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat kembali tumbang untuk hari yang kedua. Kemarin, indeks Standard & Poor's bahkan mengalami penurunan yang terbesar sejak Agustus. Melemahnya sentimen di pasar saham ini karena investor menunggu laporan bulanan terkait pasar tenaga kerja. Indeks Standard & Poor's 500 turun 0,1% ke level 1.312,94, pada pukul 4 sore di New York. Kemarin, indeks ini jatuh hingga 2,3% karena rilis proyeksi pertumbuhan lapangan kerja bakal melambat. Sementara, Dow Jones Industrial Average turun 0,3% ke posisi 12.248,55. Pasar saham jatuh seiring data yang menunjukkan melambatnya pemulihan ekonomi. Pesanan pabrik-pabrik (factory orders) di AS pada April lalu mengalami penurunan tertajam dalam setahun. Laporan lain menunjukkan, jumlah klaim pengangguran per pekan lalu dirilis lebih besar dari perkiraan, sehingga menjadi sinyal melemahnya pasar tenaga kerja. Tidak hanya itu, sinyal negatif datang dari pemerintahan AS. Moody's Investors Service mengatakan jika dalam pekan-pekan mendatang tidak ada kemajuan pada peningkatan batas utang wajib minimum, maka ada kemungkinan untuk memangkas peringkat utang pemerintah AS. Menurut Moody's, jika batas utang dinaikkan dan gagal bayar terhindari, peringkat Aaa akan dipertahankan. Namun, kurangnya kesepakatan bisa mendorong Moody's untuk mengubah proyeksi menjadi negatif. Peter Jankovskis dari Oakbrook Investments menyebut, tidak ada yang bergerak masuk ke pasar dengan keyakinan yang kuat sebelum rilis data tenaga kerja. "Beberapa indikator ekonomi cukup lemah, sehingga investor perlu lebih banyak bukti kalau ini hanya penurunan sementara," ujarnya Sementara, kepala strategi investasi KeyCorp Bruce McCain menilai ada banyak kekhawatiran yang menyebabkan investor tidak tahu ke mana harus fokus lebih dulu. "Pertumbuhan lamban, krisis Eropa, masalah fiskal, harga komoditas yang tinggi. Ini masih menjadi saat yang tidak menentu, dan terefleksi pada pasar global," imbuhnya. Beberapa saham yang menyeret indeks diantaranya, saham Limited Inc. dan Gap Inc. yang turun setidaknya 2,1%. Lalu, Goldman Sachs Group Inc. yang tumbang 1,3% setelah dikabarkan bank ini menerima surat perintah pengadilan dari Kejaksaan Negeri Manhattan terkait aktivitas bank yang mengarah ke krisis kredit.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Antisipasi data tenaga kerja, Dow Jones dan Standard & Poor's tumbang
NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat kembali tumbang untuk hari yang kedua. Kemarin, indeks Standard & Poor's bahkan mengalami penurunan yang terbesar sejak Agustus. Melemahnya sentimen di pasar saham ini karena investor menunggu laporan bulanan terkait pasar tenaga kerja. Indeks Standard & Poor's 500 turun 0,1% ke level 1.312,94, pada pukul 4 sore di New York. Kemarin, indeks ini jatuh hingga 2,3% karena rilis proyeksi pertumbuhan lapangan kerja bakal melambat. Sementara, Dow Jones Industrial Average turun 0,3% ke posisi 12.248,55. Pasar saham jatuh seiring data yang menunjukkan melambatnya pemulihan ekonomi. Pesanan pabrik-pabrik (factory orders) di AS pada April lalu mengalami penurunan tertajam dalam setahun. Laporan lain menunjukkan, jumlah klaim pengangguran per pekan lalu dirilis lebih besar dari perkiraan, sehingga menjadi sinyal melemahnya pasar tenaga kerja. Tidak hanya itu, sinyal negatif datang dari pemerintahan AS. Moody's Investors Service mengatakan jika dalam pekan-pekan mendatang tidak ada kemajuan pada peningkatan batas utang wajib minimum, maka ada kemungkinan untuk memangkas peringkat utang pemerintah AS. Menurut Moody's, jika batas utang dinaikkan dan gagal bayar terhindari, peringkat Aaa akan dipertahankan. Namun, kurangnya kesepakatan bisa mendorong Moody's untuk mengubah proyeksi menjadi negatif. Peter Jankovskis dari Oakbrook Investments menyebut, tidak ada yang bergerak masuk ke pasar dengan keyakinan yang kuat sebelum rilis data tenaga kerja. "Beberapa indikator ekonomi cukup lemah, sehingga investor perlu lebih banyak bukti kalau ini hanya penurunan sementara," ujarnya Sementara, kepala strategi investasi KeyCorp Bruce McCain menilai ada banyak kekhawatiran yang menyebabkan investor tidak tahu ke mana harus fokus lebih dulu. "Pertumbuhan lamban, krisis Eropa, masalah fiskal, harga komoditas yang tinggi. Ini masih menjadi saat yang tidak menentu, dan terefleksi pada pasar global," imbuhnya. Beberapa saham yang menyeret indeks diantaranya, saham Limited Inc. dan Gap Inc. yang turun setidaknya 2,1%. Lalu, Goldman Sachs Group Inc. yang tumbang 1,3% setelah dikabarkan bank ini menerima surat perintah pengadilan dari Kejaksaan Negeri Manhattan terkait aktivitas bank yang mengarah ke krisis kredit.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News