KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Teror bom di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, tidak hanya menyisakan kesedihan mendalam bagi korban dan keluarganya. Insiden ini bisa mengganggu perekonomian di Tanah Air, terutama bagi sektor pariwisata dan industri ritel pusat perbelanjaan. Oleh karena itu, pemerintah harus mengantisipasi potensi dampak itu. Berkaca dari pengalaman Bom Bali I (2002) dan Bom Bali II (2005), sektor pariwisata yang paling terpukul akibat aksi terorisme ini. Maklum, jumlah kunjungan turis bisa drop. Efek teror bom juga bisa menyumbat aliran penanaman modal asing. Apalagi, kini sejumlah negara kini merilis peringatan waspada atau travel advice kepada warga negaranya jika akan berkunjung ke Indonesia, usai bom Surabaya. Misalnya Amerika Serikat, Australia, Inggris, Hong Kong, dan Singapura.
Antisipasi efek bom ke sektor pariwisata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Teror bom di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, tidak hanya menyisakan kesedihan mendalam bagi korban dan keluarganya. Insiden ini bisa mengganggu perekonomian di Tanah Air, terutama bagi sektor pariwisata dan industri ritel pusat perbelanjaan. Oleh karena itu, pemerintah harus mengantisipasi potensi dampak itu. Berkaca dari pengalaman Bom Bali I (2002) dan Bom Bali II (2005), sektor pariwisata yang paling terpukul akibat aksi terorisme ini. Maklum, jumlah kunjungan turis bisa drop. Efek teror bom juga bisa menyumbat aliran penanaman modal asing. Apalagi, kini sejumlah negara kini merilis peringatan waspada atau travel advice kepada warga negaranya jika akan berkunjung ke Indonesia, usai bom Surabaya. Misalnya Amerika Serikat, Australia, Inggris, Hong Kong, dan Singapura.