Antisipasi fraud, ini cara Bank Mandiri dan BRI



JAKARTA. Perbankan BUMN berusaha menghindari adanya tindak kejahatan alias fraud di sistem perbankan. Fraud sistem perbankan ini terutama disebabkan dua hal, yaitu pemberian kredit dan dari sistem digital banking.

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, untuk menghindari fraud, bank akan melakukan pengecekan data nasabah secara lebih detail. “Untuk kredit sektor menengah, keabsahan datanya berasal dari dua, yaitu nasabah dan kantor akuntan publik,” ujar Tiko sapaan akrab Kartika, di DPR, Kamis (30/3).

Pengecekan lagi data nasabah ini untuk mengantisipasi nasabah yang mempunyai niat tidak baik dan berusaha memanipulasi data laporan keuangan. Selain ke nasabah, data laporan keuangan juga akan dicek lagi ke supplier.


Untuk itu, Bank Mandiri ke depan akan melakukan sosialisasi ke pegawai terutama untuk meningkatkan kesadaran mengenai langkah pencegahan terhadap potensi fraud.

Bank pelat merah lainnya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sudah menutup beberapa transaksi yang diindikasi berpotensi fraud. Suprajarto, Direktur Utama BRI mengatakan, selain berasal dari kredit, fraud juga bisa berasal dari digital banking.

“Transaksi yang berpotensi fraud ini tidak hanya berasal dari Indonesia, tapi juga dari luar negeri,” ujar Suparjarto. Untuk itu BRI telah melakukan edukasi selain kepada nasabah juga kepada pegawai setiap unit kerja.

Selain itu, BRI juga melakukan upgrade sistem, perangkat keras, melakukan update pemantauan dengan kamera pengawas (CCTV) dan memperbaharui kerja sama dengan pihak ketiga terkait keamanan mesin ATM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini