Antisipasi Gangguan Keamanan, KCIC Jalin Kerja Sama dengan Kepolisian RI



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kereta Cepat Indonesia China gandeng kolaborasi dengan Kepolisian RI khususnya Polda Jawa Barat untuk mengantisipasi potensi hazard dan meminimalisasi berbagai potensi gangguan yang ada dalam pembangunan Kereta Api Cepat Jakarta Bandung. 

KCIC dan Kepolisian RI telah menggelar sejumlah kegiatan guna memitigasi gangguan keamanan dan keselamatan KCJB seperti komunikasi secara intensif dalam berbagai kesempatan, pengamanan berbagai tahapan pekerjaan, audiensi, hingga Focus Group Discussion Pengamanan Proyek.

General Manager Corporate Secretary KCIC, Rahadian Ratry mengatakan, saat ini KCIC terus mempersiapkan pembangunan KCJB baik dari sisi konstruksi, operasional, hingga kesiapan keamanan dan keselamatannya. 


Baca Juga: Peresmian operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung dan LRT Jabodebek Agustus 2023

“Kolaborasi KCIC dengan Kepolisian RI merupakan suatu upaya preventif untuk memetakan, mengantisipasi, dan meminimalisasi gangguan keamanan yang dilakukan terhadap sarana maupun prasarana KCJB,” ujar dia dalam keterangan resminya, Rabu (5/4). 

Teknologi Kereta Api Cepat berbeda dengan kereta api biasa. KCJB mampu beroperasi hingga 350 km/jam, sehingga membutuhkan penanganan keamanan dan keselamatan yang ekstra.

Saat ini KCIC juga tengah mengobservasi daerah-daerah di sekitar proyek KCJB guna mengetahui berbagai potensi hazard yang ada. Dengan pemetaan akurat, pencegahan terhadap gangguan pada masa konstruksi hingga operasional dapat dilakukan sedini mungkin. 

Staff Ahli Kemenkomarves sekaligus Ketua Project Management Operation KCJB, Baja Sirait mengatakan  Kemenkomarves sudah berkoordinasi dengan beberapa instansi terkait untuk mewujudkan keamanan yang diperlukan proyek KCJB. 

Baca Juga: Progres Konstruksi Kereta Cepat Jakarta Bandung capai 86%

Koordinasi telah dilakukan dengan Polda Metro Jaya, Polda Jabar, serta seluruh stakeholder terkait.

“Proyek KCJB ini akan didaftarkan menjadi Objek Vital Nasional di Indonesia. Proses pengamanannya juga tidak bisa menerapkan perlakuan yang sama dengan Kereta Api lainnya karena konstruksinya yang cukup rumit, sehingga dalam pengoperasiannya tidak boleh ada kesalahan,” tutup Baja.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .