KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus berupaya mempersiapkan ketersediaan pangan di daerah yang dapat dijangkau oleh berbagai pihak. Hal ini untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah dinamika global. Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengatakan, ketahanan pangan perlu dibangun dari level daerah dan menjadi fokus untuk ditingkatkan dalam mewujudkan pangan yang berdaulat dan mandiri. Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional, I Gusti Ketut Astawa dalam kegiatan panen perdana padi sawah musim tanam 2023 di Desa Simpang Yul Kabupaten Bangka Barat pada Jumat (4/8) menuturkan, panen padi yang semakin bergeliat di tengah ancaman El Nino seperti sekarang ini, menjadi angin segar bagi semua pihak. Adanya El Nino memunculkan prediksi penurunan produksi beras pada tahun ini yang diperkirakan menurun sampai 5%.
“Namun dengan menyulut produksi padi di daerah kian digenjot, pasokan tentu akan bertambah, sehingga sumber serapan Perum Bulog untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dapat semakin meningkat,’ ujar Ketut dalam siaran pers, Minggu (6/8).
Baca Juga: Dampak El Nino dan Pelarangan Ekspor Beras India, Ini Saran Kadin Terkait upaya stabilisasi harga beras di pasar, Ketut menuturkan dengan telah terlaksananya penyaluran bantuan pangan beras selama tiga bulan kepada 21,35 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) terbukti mampu membantu menjaga gejolak harga. Menilik pada data April sampai dengan Juli, harga beras terlihat relatif stabil, dan tren inflasi pada empat bulan terakhir tersebut terus mengalami penurunan. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyampaikan, sinergi dan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah serta
stakeholders menjadi kunci dalam pengendalian inflasi nasional. Dia menyampaikan apresiasi kepada sejumlah Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota penerima Insentif Fiskal Kinerja Periode Pertama Tahun 2023 atas capaiannya dalam rangka pengendalian inflasi pangan di daerah. Arief mengungkapkan Badan Pangan Nasional bersinergi dengan Pemda melalui serangkaian langkah aksi pengendalian inflasi pangan. Antara lain melalui kegiatan penguatan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP), Gerakan Pangan Murah (GPM), Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), hingga pemantauan dan monitoring harga pangan.
Baca Juga: Badan Pangan Nasional Sebut Bulog Telah Amankan 1,3 Juta Ton Beras Selain itu, juga dilakukan penyaluran bantuan pangan beras kepada 21,35 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang dikelola Perum Bulog, dan bantuan Daging Ayam Ras dan Telur Ayam Ras kepada 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) yang dikelola oleh ID FOOD. “Hasilnya kita bisa lihat bahwa angka inflasi kita masih terjadi di 3,52 persen pada bulan Juni 2023 dan tentu kita berharap ini akan tetap terjaga sesuai dengan target pemerintah tiga persen plus minus satu,” ungkap Arief. Lebih lanjut Arief mengatakan, mulai Oktober hingga Desember 2023 mendatang, bantuan pangan beras akan digelontorkan kembali sesuai volume dan sasaran pada tahap pertama. Hal ini sesuai arahan Presiden Jokowi dengan mempertimbangkan dampak positif dari bantuan pangan.
Baca Juga: Ada El-Nino, Harga Cabai Tambah Pedas Arief menyebut, program ini salah satu bentuk kehadiran pemerintah membantu menjaga daya beli masyarakat, khususnya menghadapi dampak El Nino dan pada saat bersamaan menjelang Natal dan Tahun Baru. Menurut Arief, berbagai langkah terus dilakukan bersama Pemda dan seluruh
stakeholders terkait pangan, untuk memastikan bahwa stabilitas pasokan dan harga pangan tetap terjaga. “Kami sampaikan bahwa stok pangan kita sampai 2023 masih aman. Untuk itu, NFA secara kontinyu berkolaborasi dengan semua
stakeholders guna memastikan ketersediaan dan kualitas pangan, serta menjaga keterjangkauan harga di masyarakat,” ucap Arief. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati