JAKARTA. Pemerintah boleh berbangga bahwa setahun terakhir ini, Indonesia tidak impor beras. Namun stok beras yang saat ini mulai menipis dan kekeringan yang masih berlanjut membuat pemerintah mempersiapkan beras cadangan dengan mengandalkan impor. Saat ini, Perum Bulog telah menjajaki peluang impor beras dari sejumlah negara produsen beras. Penjajakan tersebut dilakukan berdasarkan keputusan rapat koordinasi bersama di Kementerian Perekonomian yang membuka peluang impor untuk berjaga-jaga kalau cadangan beras dalam negeri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sampai akhir tahun atau di awal tahun 2016. Seperti yang dikatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Indonesia akan impor 1,5 juta ton beras sebagai cadangan. Direktur Pengadaan Bulog Wahyu membenarkan kalau saat ini pihaknya telah melakukan penjajakan impor dari sejumlah negara produsen. Kendati begitu, Bulog tidak bisa langsung memasukkan beras ke Indonesia bila tidak diperintahkan oleh Kementerian Koordinator Perekonomian. "Kita sudah mempersiapkan impor beras dengan menghubungi Thailand, Vietnam dan negara-negara lain," ujar Wahyu, Selasa (20/1). Sejauh ini, Bulog telah melakukan sejumlah kesepakatan untuk impor beras tersebut, kendati begitu, tanpa perintah dari Kemenko Perekonomian, Bulog belum bisa mengimpor beras. Apalagi saat ini, bukan hanya Indonesia saja yang mengimpor beras, tapi Tiongkok, Filipina dan Malaysia juga gencar menyerap beras dalam jumlah besar untuk keperluan dalam negeri mereka sendiri. Artinya, ada juga persaingan memperebutkan beras dari negara-negara produsen. Saat ini, cadangan beras Bulog memang terus menipis sekitar 1,55 juta ton dari sebelumnya 1,7 juta ton pada bulan September. Sampai akhir tahun, Bulog dapat menargetkan stok beras 1,1 juta ton.
Antisipasi kekurangan, Bulog jajaki impor beras
JAKARTA. Pemerintah boleh berbangga bahwa setahun terakhir ini, Indonesia tidak impor beras. Namun stok beras yang saat ini mulai menipis dan kekeringan yang masih berlanjut membuat pemerintah mempersiapkan beras cadangan dengan mengandalkan impor. Saat ini, Perum Bulog telah menjajaki peluang impor beras dari sejumlah negara produsen beras. Penjajakan tersebut dilakukan berdasarkan keputusan rapat koordinasi bersama di Kementerian Perekonomian yang membuka peluang impor untuk berjaga-jaga kalau cadangan beras dalam negeri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sampai akhir tahun atau di awal tahun 2016. Seperti yang dikatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Indonesia akan impor 1,5 juta ton beras sebagai cadangan. Direktur Pengadaan Bulog Wahyu membenarkan kalau saat ini pihaknya telah melakukan penjajakan impor dari sejumlah negara produsen. Kendati begitu, Bulog tidak bisa langsung memasukkan beras ke Indonesia bila tidak diperintahkan oleh Kementerian Koordinator Perekonomian. "Kita sudah mempersiapkan impor beras dengan menghubungi Thailand, Vietnam dan negara-negara lain," ujar Wahyu, Selasa (20/1). Sejauh ini, Bulog telah melakukan sejumlah kesepakatan untuk impor beras tersebut, kendati begitu, tanpa perintah dari Kemenko Perekonomian, Bulog belum bisa mengimpor beras. Apalagi saat ini, bukan hanya Indonesia saja yang mengimpor beras, tapi Tiongkok, Filipina dan Malaysia juga gencar menyerap beras dalam jumlah besar untuk keperluan dalam negeri mereka sendiri. Artinya, ada juga persaingan memperebutkan beras dari negara-negara produsen. Saat ini, cadangan beras Bulog memang terus menipis sekitar 1,55 juta ton dari sebelumnya 1,7 juta ton pada bulan September. Sampai akhir tahun, Bulog dapat menargetkan stok beras 1,1 juta ton.