Antisipasi Ketidakpastian Global, Bos BI Rajin Koordinasi dengan Menkeu Sri Mulyani



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian global masih tinggi dan berpotensi memberi dampak rambatan terhadap Indonesia. 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, dalam melindungi perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian global, ia bekerja sama dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani. 

"Saya koordinasi dengan Menkeu. Jadi, bersama-sama kebijakan BI dan kebijakan fiskal dari pemerintah, untuk memperkuat stabilisasi dalam negeri," tegas Perry dalam konferensi pers, Kamis (19/10). 


Dari BI, Perry bilang, telah mengeluarkan berbagai bauran kebijakan. Baik itu dari sisi moneter maupun kebijakan makroprudensial. 

Dari kebijakan moneter, baru hari ini BI menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) untuk menjaga stabilitas. 

Baca Juga: BI: Pasar Keuangan Global Tak Pasti, Arus Modal Asing Hengkang US$ 400 Juta

BI juga menelurkan beragam instrumen baru untuk memperdalam pasar keuangan, sehingga mengurangi risiko hengkangnya arus modal asing dari dalam negeri akibat ketidakpastian. 

Seperti pada bulan lalu, BI menerbitkan Sekuritas Rupiah BI (SRBI). Pada bulan November 2023, BI akan meluncurkan Sekuritas Valas BI (SVBI) dan juga Sukuk Valas BI (SUVBI). 

"Ini sebagai langkah pre-emptive, yang forward looking. Walaupun inflasi dalam negeri rendah, tetapi ada risiko yaitu harga energi dan pangan global. Jadi agar terkendali, kami memutuskan menaikkan suku bunga," tambah Perry. 

Sedangkan dari kebijakan makroprudensial longgar, BI memberikan berbagai ramuan, seperti efektivitas implementasi kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM). 

BI juga mempertahankan Rasio Countercyclical Capital Buffer (CCyB) sebesar 0% dan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) pada kisaran 84-94%. 

Kemudian, melanjutkan kebijakan down payment (DP) 0% untuk kredit properti dan kredit kendaraan bermotor, hingga akhir 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat